Denpasar (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar meminta nelayan dan pelaku wisata bahari untuk mewaspadai tinggi gelombang pelabuhan di Bali yang diperkirakan mencapai hingga 2,5 meter.
Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Rabu, menjelaskan ada tiga pelabuhan laut di Bali yang berpotensi memiliki tinggi gelombang hingga 2,5 meter atau termasuk kategori sedang.
Tiga pelabuhan laut itu berdasarkan pemantauan BMKG Denpasar yakni Pelabuhan Benoa dan Pelabuhan Sanur di Denpasar dan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Kabupaten Jembrana pada Rabu ini.
Ada pun menurut BMKG kategori tinggi gelombang sedang yakni mulai 1,25 meter hingga 2,5 meter.
BMKG mencatat cuaca di PPN Pengambengan diperkirakan hujan ringan dengan tingkat visibilitas sekitar tujuh kilometer dan kecepatan angin diperkirakan 4-15 knot atau hingga 27 kilometer per jam bergerak dari timur-tenggara.
Kemudian, cuaca di Pelabuhan Sanur diperkirakan berawan dengan tingkat visibilitas mencapai delapan kilometer dan kecepatan angin 5-15 knot atau hingga 27 kilometer per jam bergerak dari timur-tenggara.
Selain itu, Pelabuhan Benoa diperkirakan hujan ringan dengan visibilitas diperkirakan tujuh kilometer dan kecepatan angin diperkirakan 4-20 knot atau hingga 37 kilometer per jam bergerak dari timur-tenggara.
Ada pun arah arus yakni selatan-barat daya dengan kecepatan 0,4-1,6 knot dengan tinggi pasang surut diperkirakan maksimum mencapai 2,5 meter pada pukul 12.00 WITA dan minimum mencapai 0,2 meter pada pukul 19.00 WITA.
Sementara itu, pelabuhan lainnya yakni Ketapang di Banyuwangi, Padangbai di Kabupaten Karangasem, Celukan Bawang di Kabupaten Buleleng, Nusa Penida di Kabupaten Klungkung, Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, dan Lembar di NTB diperkirakan memiliki ketinggian gelombang kategori rendah yakni 0,5-1,25 meter dengan kecepatan angin kisaran 2-10 knot.
BMKG Wilayah III Denpasar menyebutkan secara umum kondisi cuaca di Bali hingga 11 Mei 2023 dipengaruhi oleh Madden Julian Oscillation (MJO) di kuadran kelima yang berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
Ada pun MJO merupakan aktivitas intramusiman yang terjadi di wilayah tropis yang dapat dikenali berupa adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik yang biasanya muncul setiap 30 sampai 40 hari.
Kemudian, suhu muka laut berkisar 28-30 derajat celcius yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air.
Selain itu, massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 200 milibar atau 12.000 meter.
Berdasarkan data Pusat Meteorologi Maritim BMKG, kondisi angin dan gelombang laut yang berisiko tinggi terhadap keselamatan berlayar yakni kepada perahu nelayan apabila kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter.
Kapal tongkang apabila kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal ferry apabila kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter.
Selanjutnya, kapal ukuran besar seperti kargo atau kapal pesiar apabila kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas empat meter.
Baca juga: BMKG minta waspadai angin kencang 25 knot di laut Bali
Baca juga: BMKG: Gelombang laut tinggi berpotensi terjadi, 9-10 Mei 2023