Jembrana (ANTARA) - Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Jembrana menyebutkan Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jembrana, Bali dari retribusi penimbangan ikan tidak tercapai karena paceklik panjang penangkapan ikan di laut.
“Khusus untuk pendapatan dari retribusi perikanan tangkap, berpotensi besar tidak bisa memenuhi target karena paceklik ikan,” kata Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Jembrana Komang Wiasa, di Negara, Kamis.
Ia mengatakan, target pendapatan di sektor tersebut sekitar Rp1,8 miliar, namun pihaknya memperkirakan hanya akan terealisasi kurang dari satu miliar.
Sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah, Pemkab Jembrana memungut retribusi dari penimbangan ikan yang sebagian besar di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan.
Namun sekitar lima bulan terakhir, nelayan mengalami paceklik hasil tangkapan, sehingga pendapatan dari retribusi tersebut juga terhenti.
Dampak ekonomi akibat paceklik ikan ini tidak hanya dirasakan nelayan, tapi juga pedagang-pedagang kecil khususnya di Desa Pengambengan dan sekitarnya.
Pantauan di lapangan, banyak pedagang kecil memilih menutup lapak dagangannya karena sepi pembeli.
“Sudah biasa kalau ikan sepi jualan juga ikut sepi. Lebih baik tutup sementara dulu,” kata Nina, salah seorang pemilik warung di PPN Pengambengan.
Sedangkan bagi nelayan, untuk kebutuhan hidup sehari-hari, sementara banyak yang beralih bekerja serabutan di darat.