Badung (ANTARA) - Badan Urusan Logistik (Bulog) menyalurkan 6.000 ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke 194.418 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Bali.
"Di Bali totalnya 194.418 KPM, masing-masing 10 kg selama tiga kali atau tiga bulan. Untuk awal Kabupaten Badung 11.570 KPM, berarti nanti total hampir 6.000 ton," kata Pimpinan Wilayah Bulog Bali Sony Supriyadi di Kabupaten Badung, Kamis.
Dalam kegiatan pelepasan penyaluran CBP untuk bantuan pangan itu Sony menyampaikan bahwa ini merupakan program baru yang dilaksanakan serentak di Indonesia dengan total 21 juta KPM.
Untuk di Bali, penyaluran beras ini dijadwalkan berlangsung sejak Maret 2023, namun terdapat pembenahan pada nama-nama penerima, sehingga baru dapat terealisasikan pada awal April dan rencananya pada Mei akan dilakukan penyerahan sebanyak dua kali.
Baca juga: BPS: Produksi beras di Bali meningkat 9,97 persen pada 2022
"Tujuannya bantuan sosial ini untuk menekan harga, kan itu upaya kami menstabilkan harga, karena jumlahnya (penerima beras CBP) cukup besar jadi kami akan distribusi ke seluruh daerah untuk mengendalikan harga di pasaran," ujar Sony.
Setidaknya, kata dia, dengan 21 juta KPM se-Indonesia maka dalam sebulan sekitar 210 ribu ton beras akan disalurkan dan selama tiga bulan sebanyak 600 ribu ton CBP keluar dan disalurkan oleh Bulog.
Lebih jauh ia mengatakan tak ada masalah terkait ketersediaan beras di Pulau Dewata, setidaknya hingga Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah nanti. Saat ini pihaknya masih memiliki 1.800 ton beras, ditambah bantuan pangan yang akan tiba sebanyak 200 ton dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan 300 ton dari Jawa Timur.
"Jadi memang secara keseluruhan Bali tidak bisa mencukupi kebutuhan Bali, karena di samping penduduknya kan ada juga wisatawan yang datang, terutama dari Indonesia (domestik) karena sama-sama mengonsumsi beras," jelasnya.
Baca juga: Bulog sudah serap 86 ribu ton beras hasil panen petani
Terkait beras yang akan disalurkan, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Widiana Putra menambahkan selanjutnya program akan menyasar Kota Denpasar dan Tabanan.
Data penerima bantuan di daerah tersebut dikatakan sudah lengkap, dimana nama-nama penerima berasal dari data Kementerian Sosial (Kemensos) yang selanjutnya diserahkan ke Bapanas lalu Bulog Bali.
Di Provinsi Bali, Widiana menyebut penerima beras tertinggi pada program ini adalah Kabupaten Buleleng, meskipun jumlahnya masih belum menutupi jumlah masyarakat kabupaten tersebut.
"Terbanyak Buleleng, artinya kemarin satu kecamatan sudah siap menerima, rencananya serentak tapi jadinya semua harus siap dulu baru dapat dibagikan. Di sana 47.980 KPM, tapi tidak banyak untuk menekan harga, karena itu penerimanya terbatas," tuturnya.