Denpasar (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat produksi beras untuk konsumsi pangan masyarakat di Pulau Dewata pada 2022 mencapai 383,8 ribu ton atau naik 9,97 persen jika dibandingkan 2021 mencapai 349 ribu ton karena luas panen bertambah menjadi 112,3 ribu hektare.
“Jika terjadi kenaikan luas panen, biasanya sejalan dengan kenaikan produksi padi dan beras,” kata Kepala BPS Bali Hanif Yahya di Denpasar, Bali, Senin.
Produksi beras paling besar di Bali ada di Kabupaten Tabanan mencapai 95,4 ribu ton, Gianyar sebesar 75,3 ribu ton, Badung mencapai 56 ribu ton dan Buleleng sebanyak 51,1 ribu ton beras.
Menurut dia, produksi beras itu menyesuaikan dengan luas panen dan produksi di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Ia merinci luas panen di Bali bertambah 7.119 hektare pada 2022 atau naik sebesar 6,7 persen dibandingkan 2021 yang mencapai 105,2 ribu hektare.
Baca juga: Bali dapat pasokan 500 ton beras dari NTB untuk bantuan pangan
Apabila dirinci, luas panen terbesar masih dimiliki Kabupaten Tabanan mencapai 29 ribu hektare sehingga menjadikan daerah ini lumbung berasnya Bali.
Kemudian diikuti, luas panen di Kabupaten Gianyar mencapai 20,5 ribu hektare, Buleleng mencapai 16,1 ribu hektare dan Badung mencapai 15,3 ribu hektare.
Sedangkan produksi padi di Bali pada 2022 mencapai 680,6 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau naik 9,97 persen dibandingkan 2021 mencapai 618,9 ribu ton GKG.
BPS mencatat tiga daerah di Bali dengan produksi padi tertinggi yakni Kabupaten Tabanan mencapai 169,2 ribu ton GKG, Gianyar mencapai 133,6 ribu ton dan Badung mencapai 99,4 ribu ton GKG.
Sementara itu, pada 2023 BPS Bali memperkirakan potensi luas panen mencapai 40 ribu hektare dengan produksi padi diperkirakan mencapai 244 ribu ton gabah kering giling.
Baca juga: Bulog sudah serap 86 ribu ton beras hasil panen petani
Dengan proyeksi itu, produksi beras Januari-April 2023 diperkirakan mencapai 137,7 ribu ton.
“Produktivitas harus dijaga agar produksi beras atau padi bisa sesuai perkiraan,” katanya.
Sementara itu, luas lahan baku sawah di Bali sesuai yang ditetapkan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) 2019 mencapai 70.996 hektare.
Angka itu menempatkan Bali pada posisi ke-19 dari 34 provinsi di Tanah Air dengan luas lahan baku sawah terbesar.
Ada pun luas lahan baku sawah terbesar di Indonesia adalah Jawa Timur mencapai 1,21 juta hektare dan terendah berada di DKI Jakarta mencapai 414 hektare.