Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta memaparkan program inovasi Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) dalam acara peluncuran proyek regional peningkatan pengelolaan sampah perkotaan di ASEAN Municipal Solid Waste Management Enhancement (AMUSE) di Nusa Dua, Bali, Kamis (30/3).
Bupati Suwirta mengatakan pemerintah Kabupaten Klungkung sangat mendukung program pengolahan sampah berbasis sumber dan berupaya melakukan pengelolaan sampah di kota yang telah dimulai dari tahun 2017 melalui inovasi TOSS.
"Program TOSS dimulai dari pemilahan sampah di rumah tangga di Kota Semarapura (Klungkung) yang terdiri dari enam kelurahan, kemudian kami melakukan pengangkutan sampah sesuai jadwal yaitu Senin dan Jumat untuk sampah anorganik. Kemudian hari Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu jadwal pengangkutan sampah organik," kata Bupati asal Nusa Penida tersebut.
Nyoman Suwirta berkeyakinan bahwa TOSS secara sistem sudah baik dengan tetap mempertahankan dan mengembangkan metode pengolahan sampah yang terpilah dari rumah.
"Sampah organik dikelola menjadi kompos, sampah anorganik sebagai bahan daur ulang untuk industri daur ulang dan sebagian residu kami kelola menjadi refuse derived fuel (RDF) untuk energi baru terbarukan (EBT). Semuanya untuk mendukung circular economy di wilayah dan luar wilayah kami," kata dia.
Atas usaha yang konsisten dan terus dikawal besama semua pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta, BUMN dan masyarakat, program TOSS masuk inovasi pelayanan publik yaitu Top 40 tahun 2018, Top 5 Outstanding Achievement pada tahun 2022.
Program ini juga telah diduplikasi di desa-desa yang ada di Kabupaten Klungkung yang pada tahun 2023 jumlahnya sudah mencapai 41 lokasi.
"Pemilahan dari rumah adalah kunci utama keberhasilan pengolahan sampah," kata Suwirta.
Sementara itu, Penasehat Utama dan Penasehat Koordinator Klaster AMUSE Shameer Khanal Shaliha Afifa Anistia menjelaskan proyek peningkatan manajemen pengelolaan sampah kota di AMUSE merupakan sebuah proyek kerja sama ASEAN-Jerman yang dilaksanakan di bawah koordinasi sekretariat ASEAN dan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH atas nama Kementerian Federal Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).
Program tersebut bertujuan untuk mendukung negara anggota ASEAN dalam peningkatan kualitas lingkungan di kota-kota menengah di kawasan ASEAN Member States (AMS) melalui penguatan kompetensi untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah dan daur ulang di kota wisata kecil dan menengah.
Shameer Khanal mengatakan tujuan peluncuran dan pengenalan proyek AMUSE untuk memperkuat tim, struktur, dan pendekatan atau strategi proyek pada kelompok kerja ASEAN untuk kota berwawasan lingkungan yang berkelanjutan, serta calon mitra pelaksana untuk meninjau struktur tata kelola proyek dan pelaksanaan rencana proyek.
Selain itu, forum tersebut memberikan arahan dan rekomendasi untuk memastikan semua target yang telah ditetapkan dapat tercapai termasuk menjelaskan tahap demi tahap pertukaran pembelajaran dengan topik pengelolaan sampah kota dan pariwisata berkelanjutan di ASEAN.