Denpasar (ANTARA) - Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra meminta masyarakat Bali untuk tidak lengah dengan potensi ancaman kembalinya kasus COVID-19, meskipun perkembangan kasus baru di daerah setempat telah jauh menurun.
"Kita tidak boleh lengah karena di negara lain masih terjadi lonjakan dan ada subvarian baru. Maka dari itu, ayo segera ikut vaksin booster kedua," kata Dewa Indra yang juga Sekda Bali itu di Denpasar, Senin.
Pihaknya mencatat kasus baru terkonfirmasi positif COVID-19 di Provinsi Bali dalam sepekan terakhir di angka satu digit yakni pada Senin (23/1) dengan 5 kasus baru, Selasa (24/1) sebanyak 6 kasus, Rabu (25/1) sebanyak 5 kasus, Kamis (26/1) sebanyak 9 kasus.
Selanjutnya pada Jumat (27/1) dengan 2 kasus, Sabtu (28/1) sebanyak 6 kasus dan Minggu (29/1) sebanyak 2 kasus.
Hingga Minggu (29/1) tercatat jumlah kasus aktif COVID-19 sebanyak 55 orang. Dari jumlah tersebut, ada 8 orang yang menjalani perawatan di rumah sakit dan 47 orang yang menjalani isolasi mandiri (isoman).
Dewa Indra menyampaikan jumlah vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini di Provinsi Bali sebanyak 50 ribu dosis.
Baca juga: Sekda minta pelaksanaan Bulan Bahasa Bali 2023 dikemas lebih menarik
"Itu artinya bisa memvaksin 100 ribu orang. Vaksin akan terus diberikan Kementerian Kesehatan sesuai dengan 'progress' yang bisa kita lakukan," ucap mantan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali ini.
Ketika Bali semakin cepat melakukan vaksinasi COVID-19, maka kata dia, akan semakin cepat juga vaksinnya habis sehingga akan segera diberikan kembali.
Kelompok lansia hingga saat ini masih menjadi prioritas untuk diberikan vaksinasi penguat (booster) kedua dan memang sudah terus diupayakan.
Namun, Dewa Indra mengakui bahwa kecepatan vaksinasi booster kedua untuk kelompok lansia tidak sama dengan kelompok masyarakat lainnya.
"Oleh karena itu, Kemenkes telah melakukan evaluasi yakni vaksinasi bagi lansia terus berjalan, dan untuk kelompok yang berusia 18 tahun ke atas sudah bisa mendapatkan vaksinasi booster kedua," katanya.
Baca juga: Polda Bali bentuk satgas selidiki dugaan penimbunan BBM
Hingga Minggu (29/1) untuk cakupan vaksinasi booster pertama di Provinsi Bali tercatat sudah mencapai 75 persen.
"Sekarang kita sudah tahu untuk mencegah COVID-19 itu solusinya vaksin. Namun, kalau sudah vaksin tetap kena juga, rumah sakit sudah siap," kata Dewa Indra.
Kondisi sekarang, lanjut dia, berbeda dengan saat awal-awal pandemi COVID-19. Saat itu, obatnya belum tersedia, rumah sakit belum siap dengan penanganannya seperti apa, dan vaksinnya juga belum ada.
"Sekarang vaksinnya sudah ada. Obat tersedia dan rumah sakit sudah punya pengalaman. Tetapi, kita tetap tidak boleh lengah," ucapnya menegaskan.
Pihaknya telah pula menjadwalkan dan menentukan sejumlah titik untuk pemberian vaksinasi booster kedua bagi para aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemprov setempat.