Nusa Dua, Bali (ANTARA) - Persatuan Bangsa-Bangsa mengapresiasi keketuaan G20 Indonesia yang berlangsung dalam kondisi yang cukup rumit melanda dunia belakangan ini.
"Indonesia mendemonstrasikan kemampuan besar untuk menyatukan para pihak untuk berdialog dan mendorong solusi," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, saat jumpa pers menjelang KTT G20, di Nusa Dua, Bali.
Guterres pada konferensi pers membahas keketuaan Indonesia untuk ASEAN tahun depan yang diharapkan bisa memberikan solusi atas krisis di Myanmar.
Intervensi Guterres pada KTT G20 di Bali akan fokus pada pembahasan iklim, krisis pangan, energi, dan transformasi digital. "Pesan saya tentang pangan adalah kita perlu bertindak untuk mencegah kelaparan," kata dia.
Baca juga: Amerika dan China makin akrab usai pertemuan bilateral di Bali
G20 adalah forum multilateral yang berisi 19 negara dan Uni Eropa, yang terbentuk sejak 1999. Mereka mewakili 20 terbesar ekonomi dunia. Pada 2022 ini, berbagai hal besar di dunia terjadi, termasuk krisis Ukraina-Rusia yang memberi dampak serius pada perekonomian dan ketersediaan energi pada banyak negara.
Indonesia menjalankan peran keketuaan G20 sejak November 2021 setelah menerima tongkat estafet kepemimpinan dari Italia. Rangkaian pertemuan G20 berlangsung selama hampir satu tahun belakangan di berbagai kota di Indonesia, meliputi finance track dan sherpa track.
Acara puncak G20, yakni KTT G20 yang dihadiri kepala negara dan pemerintahan, dijadwalkan berlangsung di Nusa Dua, Bali pada 15-16 November 2022.
Para pemimpin negara sudah berada di Bali untuk mengikuti rangkaian KTT G20 selama dua hari. Tiga isu utama yang dibahas pada keketuaan Indonesia adalah arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
Pada akhir rangkaian acara KTT G20, Indonesia akan memberikan estafet keketuaan kepada India.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Guterres apresiasi keketuaan G20 Indonesia