Kuta (Antara Bali) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meminta PT Bio Farma sebagai satu-satunya produsen vaksin di Indonesia tetap menjaga mutu dan kualitas sehingga mampu bersaing dengan produsen vaksin di negara maju.
"Mutu harus tetap dijaga supaya tidak terjadi penurunan kepercayaan dan komitmen Bio Farma. Sejauh ini saya lihat sudah cukup bagus," kata Kepala BPOM Lucky Slamet saat memberikan keterangan pers di sela-sela Konferensi Jaringan Produsen Vaksin Negara-Negara Berkembang (DCVMN) di Kuta, Rabu.
Menurut dia, saat ini ada lima negara maju yang memproduski vaksin dan menganggap Indonesia sebagai bagian dari negara berkembang yang menjadi pesaing utama mereka.
Meskipun demikian, dia melihat bahwa produsen vaksin berstatus badan usaha milik negara (BUMN) itu telah menjadi pemimpin produsen vaksin di negara-negara berkembang.
"Bio Farma menjadi pemimpin bagi Indonesia dan negara berkembang. Dan itu tidak terlepas dari peran dan fungsi BPOM," katanya.
Ia menekankan bahwa kekuatan produsen vaksin yang berpusat di Kota Bandung, Jawa Barat, itu terletak pada konsistensi dalam memproduski vaksin sejak perusahaan itu didirikan pada 1890.
Lucky menginginkan agar Bio Farma mampu memproduski vaksin baru setidaknya pada 2013 salah satunya vaksin Pentavalent yang mampu mencegah beberapa penyakit, di antaranya tetanus, difteri, dan hepatitis B.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bio Farma Rahman Rustan mengatakan bahwa dalam meningkatkan daya saing salah satunya diperlukan adanya percepatan produk baru yang bersifat berkelanjutan.
"Itu masih menjadi tanggung jawab bersama bukan hanya industri, tetapi tanggung jawab lembaga riset dan perguruan tinggi," katanya.(DWA/M038)
BPOM Minta Bio Farma Jaga Mutu
Rabu, 31 Oktober 2012 13:39 WIB