Denpasar (ANTARA) - Ketua Komisi Pemilihan Umum Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan menyebutkan jumlah pemilih baru per September 2022 tercatat 95.121 orang yang didominasi pemilih berusia 17 tahun atau dikategorikan generasi Z.
"Jadi, itu semua lebih banyak pemilih milenial, dari usia 16 ke 17 tahun. Dari SMA/SMK yang terdaftar saja itu sudah hampir 80 ribuan. Artinya memang kalau kita bicara dua tahun ke depan pada 14 Februari 2024, batas 17 tahunnya pasti akan ada peningkatan," kata Lidartawan saat merilis pemutakhiran data pemilih berkelanjutan di Denpasar, Senin.
Adapun data pemilih berkelanjutan di Bali hingga September 2022 tercatat sebanyak 3.120.035 orang, meningkat dibanding Agustus 2022 sebanyak 3.024.914 orang. Kabupaten Buleleng menjadi daerah dengan jumlah pemilih terbanyak, yaitu 588.074 orang.
Lidartawan menjelaskan dari 95.121 pemilih baru yang lolos pemutakhiran data pemilih berkelanjutan tidak semuanya berasal dari pemilih usia 17 tahun dan memiliki KTP elektronik, namun ada juga purnawirawan TNI dan Polri.
Melihat tingginya angka pemilih baru dari generasi Z untuk Pemilu 2024, KPU Provinsi Bali berupaya melakukan pendekatan melalui sosialisasi ke instansi pendidikan terkait.
Baca juga: KPU Bali: 116 pemilih punya akta kematian faktanya masih hidup
"Oleh karena anak muda lebih banyak maka saya gencar menyosialisasikan ke generasi muda. Saat penerimaan mahasiswa baru kita turun, hampir sebagian besar kita sudah sosialisasi, paling tidak mereka tahu posisinya menentukan bangsa. Kalau mereka kompak memilih A maka A akan menang karena jumlah mereka 50 persen lebih," ujar Lidartawan didampingi jajaran anggota KPU Bali.
Namun demikian, pihaknya tidak ingin hanya fokus kepada pemilih usia muda dan tetap menerapkan cara lama melalui kegiatan tatap muka dan anjangsana ke panti werdhi, selain berupaya menggaet pemilih lewat sosial media dan lomba-lomba terkait pemilu.
KPU Bali mencoba mengategorikan pemilih berdasarkan komposisi usianya hingga kini generasi X lebih mendominasi. Dari total 3.120.035 pemilih, sekitar 30 persen berasal dari pemilih kelahiran 1966-1980 atau berusia 42-56 tahun.
Adapun komposisi lainnya adalah generasi oldest (kelahiran di bawah 1921) sebanyak 0,03 persen, generasi tradisional (1922-1945) 4,37 persen, baby boomer (1946-1965) 21,02 persen, generasi milenial (1981-1995) 27,59 persen, dan Generasi Z (1996-2010) 16,55 persen.
Lidartawan juga mengatakan untuk Pemilu 2024, KPU Bali menargetkan partisipasi pemilih yang menyalurkan hak pilihnya mencapai 83 persen, meskipun rata-rata nasional menargetkan sebesar 79 persen. Angka tersebut berkaca dari pemilu terakhir yang tercatat 82,7 persen di Pulau Dewata.
Baca juga: KPU Bali siap lakukan verifikasi enam parpol