Denpasar (ANTARA) - Prajurit TNI Angkatan Laut Indonesia dan tentara Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) berhasil mengumpulkan lebih dari 100 karung sampah dalam aksi membersihkan sungai di Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali di Denpasar, Provinsi Bali, Jumat.
Kegiatan yang diikuti oleh 10 anggota TNI Angkatan Laut dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar dan 12 personel angkatan laut AS ini menghasilkan 78 karung sampah anorganik yang didominasi plastik dengan berat 617,56 kilogram dan 24 karung sampah organik dengan berat 160 kilogram.
"Lanal Denpasar hari ini bersama tentara Angkatan Laut Amerika Serikat melaksanakan bersih-bersih sungai di Mangrove Tahura Ngurah Rai, ini bagus sekali menuju G20, agar air yang mengalir bisa lancar dan bersih, ini akan ditingkatkan dan dimaksimalkan," kata Komandan Kapal Tanjung Pandangan, Letda Laut (P) Mukali.
Aksi bersih sampah ini merupakan rangkaian dari kunjungan angkatan laut Amerika Serikat yang saat ini kapalnya sedang sandar di Pelabuhan Benoa, Bali.
Selama port calls atau singgah, tentara AS yang tergabung dalam kapal tempur USS Charleston (LCS 18) ini melakukan bakti sosial untuk membantu masyarakat setempat, selain membersihkan sungai, kegiatan lainnya adalah membersihkan Pantai Kuta dan berkunjung ke yayasan anak.
Mukali menyatakan bahwa kegiatan sosial yang dilakukan tentara AS di Indonesia menunjukkan hubungan baik kedua negara yang terjalin sejak lama.
Baca juga: Kapal tempur Amerika sandar di Pelabuhan Benoa
"Hubungan kami terjalin baik sekali, karena kita menjaga antarnegara agar saling bantu. Kalau AS ada kegiatan di sini, kita bisa sama-sama melaksanakan contohnya ini. Angkatan laut mereka dan Indonesia terjalin kompak, sama-sama melaksanakan tugas dari negara masing-masing," ujarnya.
Kegiatan membersihkan kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai yang berlangsung selama dua jam ini dipilih langsung oleh Angkatan Laut AS yang antusias untuk bergabung membersihkan sungai di Bali.
Tidak hanya TNI Angkatan Laut Indonesia dan AS, aksi membersihkan sampah ini dilakukan bersama komunitas Sungai Watch Bali.
Pendiri Sungai Watch, Gary Bencheghib mengaku senang karena kegiatan rutin komunitasnya mendapat bantuan.
"Ini bagus sekali, kami berterima kasih. Ini agar lingkungan sekitar lebih bersih. Kita punya perang yang global yaitu masalah sampah plastik. Bukan masalah satu negara tapi seluruh tempat di dunia. Kalau sampah lolos dari sungai di Bali itu bisa tembus Amerika Serikat dan sebaliknya," katanya.
Baca juga: Kapal ramah lingkungan milik Inggris HMS Spey sandar di pelabuhan Benoa
Ia menyambut baik keinginan tentara AS untuk menjadikan Bali lebih bersih dan perduli terhadap lingkungan. Selama ini, pihaknya melakukan bersih sungai dengan misi senada, termasuk mencegah sampah masuk ke lautan.
Setiap hari Jumat komunitas Sungai Watch melakukan pembersihan di 200 sungai yang ada di Bali dan setiap harinya menjaring sampah di lebih dari 150 sungai. Sebanyak 2 ton sampah plastik berhasil dikumpulkan per hari untuk kemudian di daur ulang di lima tempat yang tersebar di Pulau Dewata.
Saat mendampingi Angkatan Laut AS di kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai, ia menjelaskan bahwa di tiap sungai yang ada di Bali memiliki perbedaan dalam penanganan sampah
"Di mangrove alat berat susah masuk, jadi harus manual. Disini kita punya banyak akar dan sampah yang menyangkut, jadi tidak bisa pakai eskavator atau alat seperti di sungai lain yang bahkan bisa pasang jaring," demikian Gary Bencheghib.