Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menyatakan penyelenggaraan Astindo travel fair 2022 merupakan salah satu upaya kolaboratif pemerintah dan asosiasi pariwisata untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan mendatangkan banyak wisatawan.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan travel fair ini, karena saat ini Bali sangat membutuhkan kegiatan-kegiatan yang bisa membangkitkan dunia usaha pariwisata, sehingga bisa menarik lebih banyak wisatawan yang datang ke Bali," kata dia saat ditemui usai pembukaan Astindo travel fair 2022 yang diprakarsai oleh Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) di Lippo Mall Kuta, Badung, Bali, Jumat.
Tjok Bagus Pemayun berharap pada tahun 2022 ini, para pelaku pariwisata berani untuk kembali berpromosi dengan membuat berbagai kegiatan travel fair, sales mission, pameran dan menyelenggarakan ajang pariwisata lainnya.
"Kegiatan seperti Astindo Travel Fair seperti ini akan memberikan kesempatan bagi anggota khususnya untuk bisa memasarkan produknya, sehingga bisa dikenal masyarakat maupun calon wisatawan sehingga akan terjadi pergerakan ekonomi dan akan berdampak kepada masyarakat," kata dia.
Yang tidak kalah penting, kata Tjok Bagus Pemayun adalah memberikan keyakinan kepada masyarakat luas dan dunia internasional bahwa Bali aman untuk dikunjungi.
Pemerintah Provinsi Bali sendiri telah melakukan berbagai upaya untuk membangkitkan sektor pariwisata dan mengembalikan kepercayaan masyarakat internasional yakni dengan menggencarkan pelaksanaan vaksinasi COVID-19.
Tjok Bagus menyatakan berdasarkan catatan pemerintah Provinsi Bali per tanggal 29 Agustus 2022, target pelaksanaan vaksinasi telah mencapai 107 persen untuk tahap 1 dari jumlah penduduk Bali 4,2 juta, sementara vaksin tahap II sebesar 97 persen dan bahkan 77 persen sudah divaksin booster.
Selain itu, pemerintah juga telah melakukan sertifikasi CHSE, Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) yakni satu dari sekian ikhtiar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) guna mewujudkan kesiapan pariwisata Indonesia.
Baca juga: "Bali and Beyond Travel Fair 2022" bangkitkan pariwisata Bali pascapandemi
"Sampai akhir bulan Agustus, jumlah perjalanan luar negeri yang masuk ke Bali sudah mencapai 968.935 orang yang terdiri dari 900.872 warga negara asing (WNA) dan 68.063 warga negara Indonesia (WNI). Dari jumlah tersebut sekitar 40 persen adalah wisatawan yang bertujuan berwisata," kata dia.
Ia berharap dengan dibukanya penerbangan internasional di Bali dapat direspon dengan usaha yang maksimal dari pelaku usaha pariwisata di Bali, dengan memberikan pelayanan yang maksimal, sehingga citra Bali terus bersinar dan akan menjadi titik awal kebangkitan pariwisata Bali.
"Sampai saat ini sudah ada 23 penerbangan internasional dari 19 Kota di dunia mendarat di Bali," kata dia.
Dengan kondisi pariwisata yang mulai pulih tersebut, Tjok Bagus meminta semua elemen masyarakat agar tidak menyebarkan isu-isu negatif yang dapat menjatuhkan image Bali di mata internasional.
Dalam upaya pemulihan pariwisata, pariwisata Bali tidak boleh mengalami kegagalan karena akan berdampak kurang baik terhadap citra Bali di mata dunia, yang nantinya bisa berakibat kontra produktif terhadap upaya pemulihan pariwisata.
"Kunci pariwisata itu pergerakan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya. Itulah yang mesti ditangkap oleh Astindo," kata Tjok Bagus Pemayun.