Bangli, Bali (ANTARA) - Delegasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan Negara-negara G20 melakukan kunjungan ke Desa Wisata Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, Jumat, setelah melakukan pertemuan di Nusa Dua, Bali, untuk melihat adat desa yang unik, termasuk adat melarang dan menolak poligami.
"Desa Wisata Penglipuran memiliki kearifan lokal (local wisdom) yang sangat unik yaitu 'karang memadu', yang dimuat dalam awig-awig/peraturan desa adat (traditional village law), dimana di Desa Wisata Penglipuran tidak dibolehkan untuk berpoligami," kata Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta saat menerima delegasi itu di Bangli, Jumat.
Para delegasi disambut dengan tarian Gabor oleh remaja putri saat tiba/berwisata ke Desa Penglipuran, salah satu desa wisata terbaik yang dimiliki Indonesia, karena meraih predikat tiga besar desa terbersih di dunia versi "Green
Destinations Foundation 2019".
Baca juga: Keunikan Desa Wisata Penglipuran-Bali yang perlu dikenali wisatawan (video)
"Delegasi Ministerial Conference On Women’s Empowerment (MCWE) datang meninjau secara langsung destinasi wisata Bali yang nantinya akan dipromosikan di acara G20 Nusa Dua Bali pada bulan Oktober 2022," ujar Bupati.
Baca juga: Desa Wisata Penglipuran Bangli-Bali masuk paket kunjungan wisata delegasi GPDRR
Para perempuan di Desa Wisata Penglipuran ikut serta mengambil peran dalam pengembangan desa wisata melalui kewirausahaan jasa wisata, seperti: usaha kerajinan tangan, usaha warung makan dan usaha kuliner lokal.
Dengan melibatkan perempuan dalam pengembangan desa wisata diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Delegasi G20 berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran di Bangli