Garut (Antara Bali) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Garut, Jawa Barat, menyatakan temuan batu besar dengan guratan mirip ukiran menyerupai wajah orang bukan dibuat oleh manusia zaman dahulu, melainkan terjadi karena faktor alam.
"Saya sudah meninjau ke lokasi dan melihat batu dimaksut. Saya kira itu terjadi karena faktor alam, bukan dibuat oleh manusia," kata Kepala Bidang Kebudayaan dan Kepurbakalaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Kabupaten Garut, Warjita, kepada wartawan, di Garut, Minggu.
Batu alam muntahan letusan Gunung Guntur tersebut berada di areal kebun warga di Kampung Babakan Tanjung, Desa Pananjung, Kecamatan Tarogong Kaler. Bongkahan batu tersebut terlihat jelas setelah warga mengeringkan kolam untuk dijadikan lahan garapan pertanian.
Pada permukaan batu berdiamter sekitar 2 meter itu terdapat guratan semacam ukiran dua mata, bentuk hidung dan mulut, dari jarak cukup dekat terlihat seperti wajah manusia.
Sejak munculnya batu itu, warga setempat menyebutnya sebagai batu menangis, karena sejak ditemukan tahun 2009, dari dalam batu itu keluar air. "Memang warga menyebutnya sebagai batu menangis, tapi itu terjadi karena alami saja," kata Warjita.
Dari guratan bentuk ukiran mata, hidung dan mulut sebenarnya tidak terlihat jelas bentuknya, tetapi ketika diperhatikan dengan bayangan wajah manusia maka terbentuk seperti raut muka orang, tambahnya.(*/T007)