Jembrana (ANTARA) -
Bupati Kabupaten Jembrana I Nengah Tamba
meresmikan Green Land sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan wisata perairan di Desa Budeng, Kabupaten Jembrana, Selasa.
meresmikan Green Land sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan wisata perairan di Desa Budeng, Kabupaten Jembrana, Selasa.
Bupati dalam sambutannya mengapresiasi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mangrove Village Green Land yang telah menginisiasi pengembangan dan pelestarian kawasan wisata di Desa Budeng.
"Ini menjadi tonggak sejarah baru buat kita dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Jembrana. Mari kita jaga kawasan ini agar tetap lestari, tetap bersih dengan alam yang indah, sehingga makin banyak wisatawan yang mau mengunjungi Jembrana khususnya kawasan Green Land," kata Bupati Tamba.
Baca juga: Bupati Jembrana : Banyak kesenian belum tersentuh perhatian
Bupati Tamba menyatakan dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Jembrana dirinya tidak mau mengikuti apa yang sudah populer di kabupaten lainnya di Bali.
Ia mengaku mau mengangkat dan menonjolkan hal yang unik yang merupakan kekhasan Jembrana seperti Jegog dan juga Makepung, satu-satunya atraksi yang ada di Indonesia.
"Saya menunggu realisasi dari keberadaan jalan tol yang direncanakan akan diresmikan pada September ini. Bila itu terealisasi, maka Menuju Jembrana Emas 2026 menjadi sangat mudah. Wisatawan, saya pastikan akan berbondong-bondong ke Jembrana karena keunikan-keunikan yang ada," kata Bupati Jembrana.
Apalagi ke depan, bila Jembrana mengembangkan Stand Up Padleboard (SUP) dan mengundang para pecinta SUP di Indonesia maupun di dunia untuk menikmati alam Jembrana sambil bermain SUP.
"Itu tidak sulit ketika jalan tol sudah jadi. Itu akan sangat memudahkan komunitas SUP Bali bekerjasama dengan Pemda Jembrana untuk mengorganisir, mengembangkan dan membawa pencinta SUP ke Jembrana," kata Bupati Jembrana.
Selain meresmikan Green Land dan bermain SUP, Bupati Tamba juga melepas lomba dayung tradisional yang diikuti sekitar seratus peserta menempuh rute sekitar 10 KM.
Ketua panitia sekaligus Ketua Kelompok Sadar Wisata Desa Budeng Gede Wijaya mengatakan tujuan dari kegiatan lomba dayung perahu tersebut yang masuk dalam kalender kerja Pemerintah kabupaten Jembrana melalui Dinas Pariwisata yakni untuk memberdayakan nelayan dan menjaga keberadaan sampan tradisional, serta untuk memeriahkan HUT RI ke 77.
"Kita ingin memasyarakatkan olahraga rekreasi dan memberdayakan nelayan sekaligus untuk mengenalkan potensi pariwisata yang selama ini belum dioptimalkan," kata dia saat dihubungi melalui media penyampaian pesan WhatsApp di Denpasar, Bali, Selasa.
Lomba dayung sampan tradisional tersebut dimulai dari Green land dan finis di Sangkar Agung dengan panjang lintasan sepuluh kilometer. Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp28 juta.
Baca juga: Menparekraf dorong sektor Ekraf bangkitkan ekonomi di Jembrana
Gede Wijaya mengatakan, secara statistik Jembrana memiliki potensi wisata laut yang bisa diberdayakan menjadi wisata prioritas untuk meningkatkan perekonomian warga.
"Selain itu pula, dari pergelaran tersebut diharapkan muncul atlet-atlet muda Jembrana dalam cabang olahraga seperti surfing," kata Gede.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, panitia berkoordinasi dengan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana kabupaten Jembrana bersiaga di sekitar lintasan perlombaan dayung sampan tradisional.
Baca juga: Menteri BUMN ingin Jembrana jadi lumbung pangan Bali
Acara tersebut didukung oleh Komunitas Stand Up Padleboard Bali sebagai komunitas yang peduli memperkenalkan potensi wisata laut melalui olahraga stand Up Padleboard.
Ketua Stand Up Padleboard Bali Aris Sapta menargetkan perlombaan perahu tradisional tersebut masuk dalam ajang tahunan kabupaten Jembrana.