Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 18 ribu siswa miskin di seluruh Bali yang pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 mendapat beasiswa kini diberi perhatian dari Disdikpora Provinsi Bali melalui pelatihan kewirausahaan di masing-masing SMA/SMK terdaftar.
"Program Bali Pintar yang terdata sesuai jumlah penerima di angka 18 ribu. Mereka mutunya dijamin, gurunya akan diberikan workshop sehingga anak kurang mampu akan diberikan keterampilan kewirausahaan," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Ketut Sudarma di Denpasar, Selasa.
Kebijakan Pemerintah Provinsi Bali dalam pemberian beasiswa kepada 18 ribu lebih siswa miskin dilaksanakan perdana pada tahun ini, mereka yang mendapat bantuan diminta memenuhi persyaratan berupa Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Program Keluarga Harapan (PKH), BPJS yang dibayarkan pemerintah, dan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Baca juga: Disdikpora Bali: Daya tampung PPDB SMA-SMK negeri 45.721 siswa
Tak berhenti disana, para penerima beasiswa yang saat ini tersebar di seluruh Pulau Dewata akan diberikan perhatian prioritas dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya.
"Artinya ada guru yang dilatih untuk peka, ini untuk semua anak tapi kan mereka melihat anak-anak miskin tidak bisa lanjut ini lah yang didekatkan," kata Sudarma kepada media.
Sudarma juga menyebut pelatihan yang diberikan kepada seluruh siswa ini akan diawali dengan mematangkan sumber daya pengajar, sehingga nantinya apabila siswa tersebut tak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi maka telah dibekali kemampuan untuk bekerja.
Di Bali sendiri penyebaran siswa miskin penerima beasiswa dengan jumlah terbanyak berada di Kabupaten Karangasem, disusul Singaraja, Jembrana, Bangli, Klungkung, Tabanan, Kota Denpasar, dan Badung.
Sekretaris Disdikpora Bali itu menyebut nantinya 18 ribu lebih siswa miskin ini akan mendapatkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp1 juta, Program Bali Pintar Rp1 juta, dana bos dan bantuan alat sekolah.
Baca juga: Disdikpora Bali: patuhi prokes saat PTM penuh
Hal ini sekaligus menjadi upaya pemerintah dalam menekan angka putus sekolah di Bali. Tercatat dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan signifikan terhadap angka siswa putus sekolah.
Pada 2019 lalu tercatat sebanyak 1.049 siswa putus sekolah dari 186.815 siswa SMA/SMK, jumlah ini menurun di 2020 menjadi 130 dari 188.102 dan di 2021 terdapat 266 siswa putus sekolah dari total 182.590 siswa di Bali.