Jika Anda wisatawan berlibur ke Bali, atau ada pertemuan di Pulau Dewata, jangan lewatkan tidak mengunjungi Kintamani di Kabupaten Bangli, karena di sana menyuguhkan pemandangan puncak gunung dan danau, tepatnya Danau Batur, yang udaranya sejuk, dan serasa berada di atas awan.
Kintamani merupakan destinasi/tujuan wisata satu-satunya di Provinsi Bali, tepatnya Kabupaten Bangli, yang tidak memiliki daerah pantai dan laut, tapi dianugerahi pegunungan dan danau yang cantik. Destinasi yang juga cocok dikunjungi delegasi G20 yang akan berkonferensi di Bali pada November 2022.
Kintamani berasal dari Bahasa Sanserkerta yakni Cintamani. Dalam Kitab Wedha artinya “Suatu yang dapat memberikan kebahagiaan lahir dan bathin, wahya adhyamitka, (Bhukti Mukti), sehingga wajarlah Raja Singha Mandhawa memberikan izin kepada Bhiksu untuk membangun pertapaan di Bukit Cintamani.”
Cintamani adalah suatu tempat yang diyakini dan dirasakan dapat memberikan kebahagiaan bagi yang menempatinya, menurut (almarhum) I Nyoman Singgin Wikarman, tokoh/penggemar sastra kuno dari Kecamatan Kintamani, Bangli.
Destinasi Kintamani memiliki jarak dari Denpasar, ibukota Provinsi Bali, sekitar 57 km dan ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 1,5 jam. Dari Kota Ubud, Kabupaten Gianyar, kendaraan akan menanjak terus hingga sampai di daerah Penelokan, Kintamani.
Begitu sampai di Desa Penelokan, para wisatawan akan menikmati pemandangan gunung dan Danau Batur. Sepanjang jalan di Penelokan ada banyak kafe yang menyajikan kopi dengan berbagai rasa dan aroma.
“Jangan lupa untuk menyantap dan mencicipi Ikan Mujair, Nyat-Nyat, kuliner khas Bangli,” kata Kadis Pariwisata Bangli I Wayan Sugiarta.
Deretan kafe menyediakan berbagai macam spot untuk berswafoto dengan latar belakang Gunung dan Danau Batur. Ada kafe yang memiliki pemandangan gunung dan danau, dan ada kafe yang punya pemandangan tiga gunung berjejer, tapi pemandangan danau-nya kurang kelihatan.
Ada kafe yang menempatkan aquarium dengan ikan-ikan koi yang berwarna-warni sehingga menambah daya tarik untuk mengabadikan pemandangan cantik Kintamani.
Penelokan Kintamani adalah nama sebuah desa yang memiliki panorama alam yang sangat indah, udara yang sejuk, serta spot swafoto yang favorit bagi para wisatawan yang datang ke Kintamani.
Di Desa Penelokan, merupakan lokasi terbaik untuk menikmati keindahan Danau Batur. Penelokan, yang sesuai namanya dalam Bahasa Bali yang berarti tempat untuk melihat-lihat, merupakan lokasi yang paling strategis untuk menikmati pemandangan alam di kawasan wisata ini.
Dari Penelokan, wisatawan bisa menyaksikan pemandangan menakjubkan. Kombinasi antara Gunung Batur beserta hamparan bebatuan hitam dengan Danau Batur yang berbentuk bulan sabit berwarna biru di sebuah kaldera yang oleh wisatawan-wisatawan dikatakan sebagai kaldera terindah di dunia.
Jika cuaca cerah dan berawan, wisatawan dapat menikmati pemandangan gunung dan awan di bawahnya sehingga serasa berada di negeri di atas awan.
Danau Batur
Setelah menikmati pemandangan yang indah dari daerah Penelokan, wisatawan dapat turun ke bawah mendekati sekitar Danau Batur. Jalannya turun tajam dan berkelok-kelok, namun menyajikan pemandangan yang menakjubkan.
Di sekitar Danau Batur ada empat destinasi wisata yang menarik yakni pemandian air panas, Pura Segara Ulun Batur, resto apung, dan Desa Trunyan.
Ada dua destinasi wisata air panas yakni Toya Bungkah dan Toya Devasya. Di wisata ini, wisatawan pun dapat berendam di kolam air panas sambil nyeruput kopi dan menikmati pemandangan gunung dan danau.
Dengan "Corporate Colour" ungu dan ikon Gajah (Ganesha), objek wisata pemandian air panas (hot spring) "Toya Devasya" di kawasan Kintamani, di bawah Gunung Batur, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, menyajikan pengalaman petualangan yang seru.
Ya, "Toya Devasya" mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata "One Stop Destination" dimana dalam satu lokasi saja, pengunjung sudah dapat berendam air panas sambil menikmati makan dan minum, bisa menikmati spa, ada beragam kegiatan alam (adventure) seperti naik gunung, bersepeda, mendayung kano, dan campink ground.
Selain itu, pemandu dari Toya Devasya juga menyajikan beragam permainan untuk pengunjung, antara lain lomba memindahkan tepung terigu secara berjajar dari depan ke belakang, lomba memasukkan air berisi bola pingpong yang ditiup dari gelas plastik ke gelas plastik lainnya, dan sebagainya.
Selain itu, malam harinya, pemandu juga menggelar acara ramah tamah dengan makan dan minum serta "kehangatan" dari hawa api unggun, sehingga acara ramah tamah pun berlangsung meriah dan santai dengan alunan lagu dari pengunjung.
“Karena danau, airnya cukup tenang, sehingga nyaman untuk mendayung kano mengelilingi Danau Batur,” kata GM Toya Devasa, DR I Ketut Mardjana, yang mantan Dirut PT Pos Indonesia.
Dengan "Corporate Colour" ungu dan ikon Gajah (Ganesha), objek wisata pemandian air panas (hot spring) "Toya Devasya" di kawasan Kintamani, di bawah Gunung Batur, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali, menyajikan pengalaman petualangan yang seru.
Ya, "Toya Devasya" mengukuhkan diri sebagai destinasi wisata "One Stop Destination" dimana dalam satu lokasi saja, pengunjung sudah dapat berendam air panas sambil menikmati makan dan minum, bisa menikmati spa, ada beragam kegiatan alam (adventure) seperti naik gunung, bersepeda, mendayung kano, dan campink ground.
Selain itu, pemandu dari Toya Devasya juga menyajikan beragam permainan untuk pengunjung, antara lain lomba memindahkan tepung terigu secara berjajar dari depan ke belakang, lomba memasukkan air berisi bola pingpong yang ditiup dari gelas plastik ke gelas plastik lainnya, dan sebagainya.
Selain itu, malam harinya, pemandu juga menggelar acara ramah tamah dengan makan dan minum serta "kehangatan" dari hawa api unggun, sehingga acara ramah tamah pun berlangsung meriah dan santai dengan alunan lagu dari pengunjung.
“Karena danau, airnya cukup tenang, sehingga nyaman untuk mendayung kano mengelilingi Danau Batur,” kata GM Toya Devasa, DR I Ketut Mardjana, yang mantan Dirut PT Pos Indonesia.
Di Danau Batur, selain pemandian air panas, juga ada Pura Segara Ulun Danau Batur yang mirip dengan pura di Danau Beratan, Bedugul. Kedua pura ini sama-sama berada di atas danau dengan latar belakang kaldera gunung, tapi di Pura Segara Ulun Danau Batur ada jembatan sehingga wisatawan dapat masuk ke dalam pura, dengan memakai sarung.
Juga, ada sekawanan angsa yang berenang di sekitar pura, sehingga menambah cantik dan hidup pemandangan di sana.
Tak jauh dari situ, bergerak ke arah desa Trunyan, ada resto apung, atau restoran terapung, wisata kuliner di atas Danau Batur. Wisatawan dapat menikmati Kopi Bali yang terkenal, dan menikmati kuliner Bali, khususnya Ikan Mujair Nyat-Nyat, kuliner khas Kintamani.
Di resto apung itu, Anda bisa menikmati kuliner Bali di atas restoran yang sedikit berayun, karena gelombang air danau dan terpaan angin sejuk dari pegunungan Batur.
Bali Aga dan Sejarah
Bergeser ke ujung kaldera Gunung Batur, terdapat wisata alam sekaligus wisata religi yang sudah lama terkenal yakni Desa Trunyan. Sebuah desa yang dianggap sebagai desa tertua yang ada di Provinsi Bali dan memiliki peradaban Bali kuno yang disebut Bali Aga
Di desa ini tradisi para leluhur yang turun temurun masih terjaga kelestariannya. Tradisi masyarakat Desa Trunyan ini unik dibandingkan masyarakat Bali lainnya.
Uniknya, warga yang meninggal tidak dibakar seperti umumnya umat Hindu Bali, melainkan diletakkan di tempat suci. Mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau sama sekali.
Uniknya, warga yang meninggal tidak dibakar seperti umumnya umat Hindu Bali, melainkan diletakkan di tempat suci. Mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau sama sekali.
Pemandangan cantik di destinasi Kintamani
memiliki sejarah yang panjang. Pembentukan kaldera dan danau itu tercipta akibat letusan Gunung Batur dan meruntuhkan dindingnya beberapa kali puluhan ribu tahun lalu.
Kawah Gunung Batur ini menjadi danau, sehingga menjadi cantik, karena danaunya dikelilingi kaldera.
Berdasarkan catatan museum Geopark Batur di Kintamani, runtuhnya ruang magma gunung yang besar pertama terjadi sekitar 29.300 tahun lalu, kemudian kaldera bagian dalam runtuh kedua kalinya sekitar 20.150 tahun lalu.
Letusan pertama yang terdokumentasi adalah pada tahun 1804 dan yang terbaru adalah pada tahun 2000.
"Karena keindahan alam di Kintamani, gunung dan danau Batur itu tercipta sejak puluhan ribu tahun lalu, maka kewajiban kita semua, para wisatawan untuk merawat dan menjaga kecantikan dan kelestariannya,” ujar Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta.
Untuk keamanan dan kenyamanan wisatawan, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, meminta pengelola daya tarik wisata (DTW) di kabupaten/kota di Pulau Dewata tetap patuh menggunakan scan barcode aplikasi PeduliLindungi untuk skrining pengunjung yang datang, meskipun kasus COVID-19 sudah melandai.
"Penggunaan PeduliLindungi tak saja untuk kepentingan melakukan tracing (melacak) pengunjung ketika ada kasus positif COVID-19, tetapi juga penting untuk mengukur daya dukung DTW. Bagi pengelola, dari penggunaan PeduliLindungi, pengelola DTW dapat mengetahui waktu yang menjadi puncak-puncak kunjungan wisatawan, sehingga menyiapkan petugas dan pelayanan yang optimal," katanya.
Selain itu, pihaknya pun mendorong agar pengelola DTW dan manajemen hotel tetap disiplin menerapkan protokol CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan) yang sertifikatnya sudah dikantongi.
"Dengan demikian, wisatawan bisa merasa aman dan nyaman saat berwisata ke Bali. Apalagi sekarang orang asing yang datang ke Bali pasti menanyakan sudah tersertifikat CHSE atau belum," ujar mantan Kepala Biro Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Bali itu.
Jadi, keindahan alam di Kintamani wajib dirawat agar kecantikan dan kelestarian Kintamani tetap terjaga, sehingga wisatawan tetap nyaman dan masyarakat adat juga tetap nyaman dengan tradisinya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kintamani, wisata negeri di atas awan