Tabanan (ANTARA) - Senator atau anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika berpandangan Bali beruntung memiliki banyak tempat wisata spiritual yang indah sehingga memberikan berbagai pilihan bagi wisatawan untuk ingin kembali ke Pulau Dewata.
"Kita beruntung memiliki banyak tempat seperti ini. Selain memberikan kenyamanan dengan udaranya yang bersih, juga baik secara sekala (jasmani) dan niskala (rohani)," kata Pastika saat mengunjungi Campuhan Waterfall di Baturiti, Kabupaten Tabanan, Minggu.
Pastika dalam acara penyerapan aspirasi bertajuk Pengembangan Pariwisata Spiritual itu menyampaikan objek wisata yang menawarkan konsep wisata spiritual memang patut terus dijaga.
"Apalagi di tengah situasi dan kondisi masyarakat yang banyak galau dan marah karena overdosis informasi. Ini (Campuhan Waterfall) menjadi tempat untuk meredakan itu," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Tak hanya menawarkan air terjun setinggi 15 meter dengan airnya yang jernih, pada objek wisata yang berlokasi di Desa Antapan, Baturiti, Kabupaten Tabanan itu juga memiliki tempat suci dan tempat "penglungkatan" atau pembersihan diri atau ruwatan.
"Bahkan air yang keluar dari sumber mata air bisa langsung diminum. Ini sebuah 'spiritual tourism' yang patut dijaga," ucap anggota Komite 2 DPD itu.
Pastika menambahkan, dengan mengunjungi Air Terjun Campuhan yang di bawahnya mengalir Sungai Penet, juga mengajarkan umat manusia bisa hidup selaras dengan alam. "Siapa saja yang bisa selaras dengan alam, itulah kebahagiaan," katanya.
Gede Chris Putra selaku bagian operasional Campuhan Waterfall menyampaikan di kawasan seluas 1 hektare yang berada di bawah tebing ini terbentang Sungai Penet dengan airnya yang jernih serta air terjun dengan ketinggian sekitar 15 meter.
Di lokasi hijau nan sejuk ini juga ada campuhan tempat untuk melukat. "Kami juga menyediakan fasilitas wisata seperti glamping, swing (ayunan), tempat memanah dan juga tracking," ujar Chris.
Objek wisata yang dibuka sejak Agustus 2021 itu rata-rata tingkat kunjungannya perhari sekitar 50 orang dan pada akhir pekan bisa mencapai 100 orang, yang didominasi wisatawan domestik.
Nyoman Sukania, owner Campuhan Waterfall menambahkan, ide penataan kawasan air terjun tersebut didasari karena kondisi pandemi COVID-19.
"Di dekat sini sebelumnya sudah dikembangkan Leke-Leke Waterfall yang banyak diminati wisman, khususnya dari Eropa. Oleh karena kondisi pandemi COVID, sehingga kami buka untuk lokal," katanya.
Akademisi Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Ketut Donder yang turut hadir dalam acara tersebut juga mengatakan betapa udara dan lingkungan yang sejuk dan bersih di kawasan ini membawa energi positif.
"Sama dengan kita melakukan tirta yatra (perjalanan spiritual). Jadi, dengan hadir di sini sama dengan kita mendekatkan diri dengan Tuhan," ujarnya seraya mengingatkan agar selalu harmoni dengan alam.