Jakarta (ANTARA) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) turut berkontribusi dalam mendukung Keketuaan/Presidensi G20 Indonesia dengan menerbitkan buku tematik.
“Presidensi G20 Indonesia merupakan peristiwa penting yang harus didukung seluruh elemen masyarakat kita. Perpusnas sangat berkepentingan untuk menyukseskan perhelatan G20 sesuai dengan peminatan dan kapasitasnya,” ujar Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Hubungan Masyarakat, Perpusnas, Sri Marganingsih, di Jakarta, Senin.
Perpusnas melalui Perpusnas Press, akan menerbitkan buku terkait G20. Buku antologi ini merupakan hasil tulisan dari 150 penulis dari beragam profesi yang berasal dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Gagasan dan ide dalam buku itu merupakan bagian dari kolaborasi Perpusnas, Rumah Produktif Indonesia, dan para penulis.
“Hasil tulisan ini rencananya dibukukan dan diterbitkan Perpusnas Press untuk menjadi karya yang membumikan narasi agar mendapat perhatian dan dukungan masyarakat, serta sebagai masukan dalam perhelatan G20,” tambah dia.
Baca juga: CORE: Keketuaan/Presidensi G20 dorong ekonomi RI lewat kebijakan ekonomi digital
Penyunting buku tersebut, Yanuardi Syukur, mengatakan, tulisan yang masuk memiliki beragam tema, seperti isu lingkungan, agama, hubungan internasional, pendidikan, kearifan lokal, dan ekonomi kreatif.
“Buku ini sangat memperkaya pengetahuan kita. Tidak hanya memperkaya untuk para pembaca, tapi juga memperkaya perspektif bagi para elite yang nanti akan mengambil keputusan berkaitan dengan G20,” tambah dia.
Tulisan-tulisan tersebut merupakan masukan dari masyarakat untuk para kepala negara yang akan melakukan KTT di Bali. Dosen di Universitas Khairun, Ternate, itu menjelaskan buku antologi yang sedang proses pengeditan ini merupakan perwujudan sila ketiga Pancasila.
Yanuardi mengajak masyarakat, khususnya para penulis, untuk menyebarkan konten yang baik dan kreatif, untuk mendukung Indonesia yang mendapatkan kepercayaan sebagai Presidensi kemitraan multilateral 20 negara maju dunia tersebut.
Baca juga: KTT G20, Perajin Serangan-Denpasar siapkan kerajinan limbah plastik
Salah seorang penulis, Herman Oesman, mengulas isu lingkungan di daerah asalnya, Maluku Utara. Dalam tulisannya, dosen sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Maluku Utara tersebut mengungkapkan, Maluku Utara merupakan salah satu daerah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia pada 2021 yakni sebesar 16,4 persen dan para triwulan pertama 2022 sebesar 7,10 persen. Sumbangan didominasi industri pengolahan, pertambangan dan penggalian. Namun mirisnya, masyarakat yang berada di wilayah tambang justru dililit kemiskinan dan stunting.
“Lewat G20 ini, lewat tulisan yang kita dukung dari penerbitan buku ini, diharapkan bahwa akan ada pikiran-pikiran atau kesadaran baru bahwa ternyata lingkungan yang ada di daerah-daerah yang jauh dari kekuasaan itu, harus juga menjadi bahan perhatian utama, terutama para elite,” kata Herman.