Semarapura (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando mengemukakan perpustakaan di mana pun akan menjadi cermin tonggak sejarah peradaban.
"Persoalan maju tidaknya sebuah bangsa terletak pada pondasi yang kita letakkan pada akses bagaimana mereka bisa cerdas. Cerdas bukan berarti harus ranking satu atau punya gelar berderet," kata Syarif Bando dalam acara bincang-bincang bertajuk "Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) untuk Kesejahteraan di Semarapura, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis.
Pada kesempatan itu, Syarif Bando bersama Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta juga meresmikan gedung Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Klungkung.
Lebih lanjut, ia mengatakan secara khusus pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 telah menyebutkan bahwa salah satu tujuan negara didirikan adalah mencerdaskan anak bangsa.
Baca juga: Perpusnas terbitkan buku tematik dukung Keketuaan/Presidensi G20
"Cerdas harus dibarengi dengan pemahaman literasi. Literasi adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang dapat diimplementasikan dengan inovasi dan kreativitas untuk memproduksi barang/jasa yang berkualitas tinggi dan dapat dipakai untuk memenangkan persaingan global," ucapnya
Literasi, tambah Syarif Bando, bukan hanya berkutat pada urusan membaca dan menulis. Di luar dari kemampuan tersebut, gerakan literasi harus menyediakan akses terhadap bahan bacaan yang semakin luas.
Upaya peningkatan literasi yang dijalankan Perpusnas, dikonkretkan dalam program nasional Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang diawali di 2020.
Pustakawan Utama Perpusnas, Deni Kurniadi menambahkan TPBIS merupakan perpustakaan yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya dengan melihat keragaman budaya, kemauan untuk menerima perubahan, serta menawarkan kesempatan berusaha, melindungi, dan memperjuangkan budaya dan hak asasi manusia.
Secara nasional, berdasarkan riset oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, indeks literasi digital nasional di angka 3,54. Sedangkan Provinsi Bali berada di luar posisi 15 besar, yakni 3,45.
Baca juga: Perpusnas adakan pelatihan menulis bersama Duta Baca Gol A Gong di Buleleng
Sementara itu, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta berharap keberadaan perpustakaan umum ini bisa meningkatkan kegemaran baca dan sebagai pusat informasi aktivitas baca masyarakat. Apalagi, ditambah dengan tampilan perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan memerdekakan belajar.
Saat ini, Pemkab Klungkung menjadikan prioritas pembangunan manusia berbudaya melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan daya saing sumber daya manusia, mengingat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Klungkung di tahun 2021 masih kecil (71,75) dan berada di bawah angka IPM provinsi.
Oleh karena itu, di tahun 2023 peningkatan IPM menjadi isu strategis di Pemkab Klungkung. "Kami berharap indikator penentu IPM ditambah karena selama ini mengacu pada pendidikan. Padahal, tidak semua orang berpendidikan memiliki keterampilan bekerja dan menghasilkan," ujar Suwirta.
Suwirta mengatakan banyak yang berpendidikan rendah menjadi sosok inspirasi dan mereka menulis. Tulisannya dibaca banyak orang.
Setelah melakukan peresmian, Bupati Klungkung disaksikan Kepala Perpusnas mengukuhkan Ni Nengah Rayu Asini sebagai Bunda Literasi Kabupaten Klungkung.
Bunda Ni Nengah Rayu Astini mengaku akan menggalakkan program Gelari Pelangi (Gerakan Keluarga Indonesia dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pengelolaan Ekonomi). Gerakan ini tertuang dalam rencana induk Gerakan PKK Nasional.