Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berkolaborasi dengan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Badung, Bali menyelenggarakan program Gerakan Indonesia Membaca untuk membangun kesadaran pentingnya membaca di masyarakat.
“Gerakan ini digelar untuk membangun kesadaran pentingnya literasi dan kegiatan membaca serta membangun komitmen dalam meningkatkan pemanfaatan sumber bahan bacaan yang ada dan partisipasi masyarakat sebagai bagian dari program kampanye literasi,” ujar Asisten Administrasi Umum Setda Kabupaten Badung Cokorda Raka Darmawan dalam keterangannya di Mangupura, Kamis.
Dalam program itu, terdapat kegiatan 'Sepekan Satu Buku' adalah kegiatan kampanye untuk mengajak siswa membiasakan diri membaca satu buku dalam sepekan.
Kegiatan itu juga dirangkaikan dengan kegiatan lomba resensi dalam bentuk tulisan atau video yang diunggah di media sosial dan website resmi Gerakan Indonesia Membaca Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Menurut Cokorda Darmawan, dengan membaca satu buku dalam seminggu, kemudian diresensi dan tantangan 21 hari membaca nyaring yang nantinya menjadi pembiasaan, sehingga membaca itu bukan sebuah paksaan, melainkan sebuah kebutuhan.
“Nantinya akan terbiasa dan menjadi kebutuhan individu dan masyarakat Kabupaten Badung,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Badung Ni Wayan Kristiani menambahkan kegiatan itu dilaksanakan dengan menyertakan anak-anak didik dari SMP, SMA, PAUD, SD beserta para guru dan pegawai, pegiat literasi, dan pustakawan di Badung.
“Selama tiga hari kamu akan melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) terkait dengan Indonesia Membaca #Sepekan1Buku, ini adalah bentuk kerja sama kami dengan Perpustakaan Nasional,” kata dia.
Ia menjelaskan sesuai dengan amanat undang-undang perpustakaan dan undang-undang, terdapat tiga indikator yang mempengaruhi pembiasaan membaca.
Pembiasaan itu dipengaruhi lingkungan keluarga sebagai peran pertama, yaitu melalui orang tua, peran sekolah atau dunia pendidikan diberikan oleh guru, dan masyarakat melalui lingkungan masyarakat.
“Ke depannya sinergi ini menjadikan membaca adalah hal mendasar bagi anak-anak. Kami berharap anak-anak kembali giat membaca, baik itu buku konvensional maupun buku digital, karena sumber ilmu adalah dari buku,” kata Ni Wayan Kristiani.