Denpasar (Antara Bali) - Tindakan seorang perwira pemegang kas (Pekas) Korem 162/Wira Bhakti, Mayor Marpaung, menembak kepalanya sendiri hingga tewas, mengejutkan jajaran Kodam IX/Udayana yang merasa perlu meningkatkan kegiatan pembinaan mental di seluruh jajaran.
"Kami akui seorang TNI walaupun berpangkat perwira menengah juga manusia biasa. Mungkin depresi atau kadar keimanan dan ketakwaannya sedang turun. Oleh karena itu, kami di seluruh jajaran perlu meningkatkan pembinaan mental agar kejadian serupa tidak terulang," kata Kapendam IX/Udayana Kolonel TNI Wing Handoko, Rabu malam.
Kolonel Wing yang dalam perjalanan di Magelang, Jawa Tengah, dalam percakapan per telepon dengan ANTARA di Denpasar membenarkan, Mayor Marpaung dilaporkan menembak kepalanya hingga tewas berlumuran darah di ruang kerjanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Selasa (11/9) sekitar pukul 21.15 Wita.
Ia menilai kadar keimanan dan ketakwaan Mayor Marpaung sedang menurun, karena dalam dua tahun terakhir terus mengeluhkan kondisinya yang tidak kunjung sembuh dari suatu penyakit walaupun sudah terus berobat medis maupun alternatif.
"Kalau yang bersangkutan masih memiliki kekuatan iman dan takwa, tentu akan menyadari kuasa Tuhan yang tidak akan memberikan beban di luar kemampuan umatnya. Jika dasar itu masih kuat, seharusnya terus berupaya dan memohon kepada Tuhan agar cepat diberikan kesembuhan," ucapnya.
Sementara itu Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, di hadapan jajaran pers dan para perwira TNI di Denpasar, pada Selasa sebelum kejadian tersebut, mengingatkan empat kategori meninggal dunia, yakni gugur sebagai pahlawan, wafat karena sakit, tewas akibat kecelakaan dan "mampus" (mati sia-sia) yang harus dihindari.
Kapendam berharap seluruh jajaran Kodam IX/Udayana memperhatikan pesan Panglima Komando daerah Militer tersebut dengan terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan atau selalu menyegarkan aspek pembinaan mental agar mampu menghadapi tantangan dan cobaan apapun.
Menurut Wing Handoko, jenazah Mayor Marpaung yang telah melalui sejumlah pemeriksaan dan diindikasikan bunuh diri, diberangkatkan dari Mataram menuju kampung halamannya di kawasan Tapanuli, Sumatera Utara, melalui penerbangan pada Rabu pukul 18.00 Wita.(T007)