Denpasar (Antara Bali) - Komandan Resort Militer 163/Wirasatya mengajak aparat keamanan di Pulau Dewata jangan sampai lengah menjaga keamanan daerah setempat, setelah insiden teror di Sarinah, Jakarta, pada Kamis (14/1).
"Melihat situasi di Jakarta, ada kejadian insiden peledakan bom dan sebagainya, kita Bali di sini, suka tidak suka harus mengantisipasi insiden atau kejadian seperti di Jakarta. Aparat keamanan, TNI dan Polri saat ini sudah melakukan langkah-langkah melaksanakan pengamanan pada beberapa titik yang kita anggap rawan," kata Komandan Korem 163/Wirasatya Kolonel Inf I Nyoman Cantiasa, di Denpasar, Jumat
Menurut dia, jajaran TNI untuk sementara ini tidak melaksanakan operasi khusus. Namun, menggunakan paket pengamanan seperti biasa karena memang selama ini Bali sudah melaksanakan tugas pengamanan standar internasional.
"Kita sering ada kegiatan konferensi internasional, kegiatan yang melibatkan kepala negara, menteri dan sebagainya. Paket ini kita laksanakan dalam rangka pengamanan, supaya tidak lengah," ucapnya.
Cantiasa mengemukakan, titik yang dipandang rawan adalah berbagai "pintu" masuk menuju Bali seperti Pelabuhan Padangbai, Pelabuhan Gilimanuk, Bandara Ngurah Rai, dan pelabuhan-pelabuhan tradisional.
"Itu semua pengamanan tertutup, dan intelijen sudah turun ke bawah," katanya.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan Bali, tidak perlu panik dan dapat bekerja seperti biasa.
Sebelumnya Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta masyarakat tidak perlu terlalu khawatir setelah kejadian pengeboman di Jakarta. Demikian juga wisatawan tidak perlu melakukan eksodus.
"Karena tujuan teror memang nakut-nakutin, kalau kita takut, langsung dia (merasa) berhasil. Makin takut, makin gencar dia," ujarnya.
Meskipun demikian, Pastika mengajak semua pihak tetap waspada. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kapolda Bali, Pangdam IX/Udayana dan jajarannya, termasuk juga aparat-aparat pemerintah seluruhnya untuk bersatu-padu meningkatkan kewaspadaan. (WDY)