Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mengapresiasi Korem 163/Wirasatya Bali menjadi Korem pertama di Indonesia yang mengimplementasikan digitalisasi pembayaran (QRIS) dalam kehidupan sehari-hari.
"Kami mengapresiasi setinggi-tingginya inisiatif Korem 163/ Wirasatya Bali yang telah mendorong penggunaan QRIS di lingkungan Korem, yang saat ini telah digunakan pada koperasi, pedagang di kantin, dan tempat ibadah," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam acara "Implementasi Digitalisasi Pembayaran yang Sehat di Masa COVID-19 – New Normal di Lingkungan Korem 163/Wirasatya Bali", di Denpasar, Rabu.
Pihaknya juga berbahagia para prajurit di lingkungan Korem setempat telah siap menggunakan pembayaran digital melalui penggunaan "mobile banking" dan uang elektronik.
"Tak lupa kami sampaikan apresiasi kepada rekan-rekan Bank Rakyat Indonesia yang tanpa henti mengedukasi pedagang dan pengguna agar dapat menggunakan pembayaran digital. Sifat gotong-royong ini patut kita kedepankan menjadi modal kita bersama untuk bersama-sama menghadapi dan melewati pandemi COVID-19 ini dengan baik yang tentunya dapat direplikasikan ke lingkungan militer di daerah lain," ujar Trisno.
Baca juga: Pemprov Bali dan BI dorong asosiasi MICE bersatu bangkitkan pariwisata
Pihaknya berharap inisiatif penggunaan QRIS dapat bermanfaat bagi seluruh "stakeholders". Pertama, bagi Korem Wirasatya Bali dan lingkungan militer lainnya membantu program pemerintah untuk menerapkan protokol COVID-19 pada masyarakat termasuk membantu pengawasannya.
Kedua, bagi pedagang, transaksi menggunakan QRIS langsung tercatat di rekening pedagang dan memperkaya credit profile untuk membantu memperoleh kredit bagi usahanya. Selain menerima pembayaran dengan higienis, pedagang tidak perlu repot mencari uang kecil untuk kembalian dan mengurangi risiko menerima uang palsu.
"Ketiga, bagi prajurit dan keluarganya, menjadi alternatif pembayaran yang higienis, pengeluaran tercatat, serta penggunaan metode pembayarannya yang cepat mudah, murah, aman dan handal dimanapun berada," ucapnya.
Keempat, bagi masjid dan tempat ibadah, maka dapat menerima zakat, infaq, shadaqah, persembahan dengan lebih aman, tercatat dan tanpa perlu hadir secara fisik kapan saja dan dimana saja.
"Ke depannya, kami berharap inisiatif digitalisasi pembayaran yang dipelopori Korem Wirasatya ini dapat direplikasi di lingkungan militer lainnya di wilayah Bali. Kami, Bank Indonesia dan tentunya dukungan dari para Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran siap membantu," ujarnya.
Trisno menambahkan, transaksi menggunakan QRIS meningkat selama masa pandemi. Secara nasional transaksi QRIS bulanan tumbuh lebih dari 35 persen, mencapai 2,9 juta transaksi sebulan.
Adapun untuk wilayah Bali, hingga 9 Oktober 2020, total merchant QRIS tercatat sebanyak 139.538 merchant atau meningkat hingga 447 persen sejak awal tahun 2020, dengan dominasi pada Usaha Kecil dan Mikro (kurang lebih 57 persen) yang selama ini sangat terbatas aksesnya untuk menggunakan pembayaran non tunai.
Baca juga: BI: Dunia usaha di Bali mulai membaik pada triwulan III-2020
Penyelenggaranya pun sudah mencapai 40 penyelenggara baik bank maupun non bank sehingga lebih 4,5 juta masyarakat Bali siap melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS.