Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengajak penerbangan Korea Selatan terbang ke Bali lagi, saat lakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Agraria, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea (Korea Selatan) Yun Seong-Won, di Jakarta, Senin (21/3).
Menhub memanfaatkan pertemuan ini untuk mengajak maskapai dari Korea Selatan membuka kembali penerbangan ke Bali.
“Saya ingin menginformasikan bahwa Bali telah dibuka kembali untuk wisatawan asing, oleh karena itu saya mendorong maskapai Republik Korea (Korsel) dapat melakukan penerbangan kembali ke Denpasar-Bali,” kata Budi Karya.
Baca juga: Kemenparekraf puji penerbangan perdana Jetstar Australia ke Bali
Menhub mengatakan, pertemuan bilateral dengan pemerintah Korsel tersebut membahas sejumlah hal mulai dari penandatangan perjanjian kerja sama di bawah kerangka kerja sama yang sudah disepakati kedua negara melalui program Official Development Assistance (ODA), hingga pembahasan peluang kerja sama kedua negara di sektor transportasi.
Adapun perjanjian kerja sama atau Memorandum of Agreement (MoA) berupa hibah yaitu: pertama, kerja sama proyek Master Plan for Improving Bus Terminal in the Republic of Indonesia and Implementing Transport System (ITS) as pilot projects yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Dan kedua, kerja sama Basic Design and Pilot Project of Bus Information Management System (BIMS) for Jakarta yang akan dilaksanakan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ).
MoA tersebut ditandatangani langsung oleh Wamen Agraria, Infrastruktur dan Transportasi Korsel Yun Seong-Won dan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.
Lebih lanjut Menhub menyatakan menyambut baik adanya minat dari sejumlah perusahaan swasta di Korsel untuk berpartisipasi pada sejumlah proyek infrastruktur transportasi melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU/Public Private Partnership).
Salah satunya yaitu pada proyek pembangunan LRT di Bali yang diminati oleh KEXIM Bank untuk memberikan bantuan hibah untuk melakukan feasibility study/studi kelayakan.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan Bappenas yang tengah melakukan kajiannya terlebih dahulu. Semoga bisa diselesaikan dalam waktu dekat,” ungkap Menhub.
Ia juga menyambut baik keinginan pemerintah Korsel untuk mendukung investasi rencana pemindahan Ibu Kota Negara di Kalimantan Timur yang akan mengusung pembangunan sistem transportasi cerdas dan ramah lingkungan.
Baca juga: Malaysia Airline terbang perdana ke Bandara Bali
Sementara itu Wakil Menteri Agraria, Infrastruktur dan Transportasi Republik Korea Yun Seong-won menyatakan pihaknya sangat senang dan bangga bisa bekerjasama dengan Indonesia dalam sektor transportasi dan pendidikan.
Ia berharap, kerjasama tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak negara dan dapat meningkatkan kemampuan kedua negara untuk lebih berkembang.
Sejauh ini, kedua negara telah melakukan sejumlah kerja sama di sektor transportasi, diantaranya yaitu: kerjasama di bidang pengembangan sumber daya manusia transportasi melalui kesempatan beasiswa kepada para pegawai Kemenhub untuk melanjutkan studi ke jenjang Strata 2 (S2) di Korsel.
Selanjutnya, kerjasama antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan KOICA dan atas hibah yang telah diberikan dalam rangka program peningkatan kapasitas terkait dengan pengembangan LRT Jakarta.
Lalu, kerjasama di sektor Perhubungan Laut melalui kegiatan pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) atau Development and Improvement of Aids to Navigation (AtoN).
Terkait kerja sama regional antara ASEAN - Republik Korea, Indonesia juga telah mengusulkan “On the Job Training Student Exchange” sebagai salah satu kegiatan di bawah kategori Human Resources Development Program dalam kerangka ASEAN-ROK Transport Cooperation Roadmap 2021-2025 pada acara ASEAN-ROK Senior Transport Official Meeting tanggal 18 November 2020.
Turut Hadir dalam kegiatan tersebut Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Dirjen Pekeretaapian Zulfikri dan Duta Besar Republik Korea untuk Indonesia Park Tae Sung.