Bojonegoro (Antara Bali) - Omset batik "Jonegoroan" produksi perajin batik di Bojonegoro, Jawa Timur, meningkat selama Hari Raya Idul Fitri 1433 H, dengan pembeli sebagian besar warga asli daerah setempat yang menetap di luar daerah.
Perajin Griya Batik "Jonegoroan" Bojonegoro Nanik Lusetiyani, Senin, mengatakan, pembeli batik baik bahan maupun yang sudah jadi di tempatnya, sebelum Hari Raya Idul Fitri, termasuk setelahnya, meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.
Mereka, lanjutnya, warga Bojonegoro yang menetap di berbagai daerah, mulai Jakarta, Surabaya, Mojokerto, Sidoarjo, juga kota lainnya, ketika pulang, membeli batik untuk dimanfaatkan sendiri atau sebagai cendera mata. "Lebaran tahun lalu penjualan batik Jonegoroan di tempat kami, hanya berkisar 20 sampai 30 potong batik/hari, tapi sekarang ini bisa berkisar 40-50 potong batik/hari," kata dia, dengan nada meyakinkan.
Menurut dia, pembeli batik di tempatnya itu, beragam, ada hanya membeli bahan batik berbagai macam motif, di antaranya, "Jagung Miji Emas", "Mliwis Mukti", "Parang Dahono", "Rancak Thengul", "Sata Gondo Wangi", juga yang lainnya yang ukurannya 2 meter, lebar 1,6 meter.
Bahan batik itu, jelasnya, harganya mulai Rp65 ribu hingga Rp130 ribu/potong, sedangkan untuk bahan batik tulis harganya berkisar Rp200 ribu hingga Rp350 ribu/potong.(IGT)