Denpasar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali memproyeksikan ekonomi di Pulau Dewata pada 2022 bisa tumbuh di atas 6 persen, berkaca dari peningkatan konsumsi swasta dan masyarakat serta membaiknya mobilitas masyarakat.
"Pemulihan ekonomi Bali akan berlanjut di tahun 2022 dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 5,4-6,2 persen (yoy)," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Jumat.
Trisno menambahkan, mobilitas masyarakat hingga Desember 2021 telah menunjukkan perbaikan seiring dengan membaiknya level PPKM. Indikator sektor pariwisata pada triwulan IV 2021 juga menunjukkan peningkatan jumlah wisatawan Nusantara.
"Kinerja konsumsi swasta pada periode yang sama juga mengalami pertumbuhan positif yang tercermin dari peningkatan hasil survei konsumen, survei perdagangan eceran, kredit konsumsi, dan konsumsi listrik rumah tangga," ucapnya.
Baca juga: BI: Cabai rawit dan telur ayam ras dorong inflasi di Bali
Berkaca dari data-data tersebut, pihaknya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali pada triwulan IV 2021 mencapai 2,1-2,9 persen (yoy) dan sepanjang tahun 2021 sebesar -2,2 hingga -1,4 persen (yoy).
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, Trisno melihat ada sejumlah tantangan jangka pendek dan jangka panjang. Tantangan jangka pendek karena kasus COVID-19 dunia dan kunjungan wisatawan Nusantara yang masih terbatas.
Dalam jangka panjang, terdapat tantangan berupa ketergantungan tinggi pada sektor pariwisata dan pariwisata Bali yang belum sepenuhnya pariwisata yang berkualitas.
Oleh karenanya, rekomendasi jangka pendek diberikan untuk fokus pada wisatawan Nusantara, program Bekerja dari Bali, implementasi CHSE, serta digitalisasi dan on boarding UMKM.
Dalam jangka panjang, Bali dinilai perlu melakukan diversifikasi ekonomi dan pariwisata yang berkualitas.
Baca juga: BI Bali siapkan inovasi dorong masyarakat gunakan QRIS
Sebelumnya, Wagub Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyampaikan Bali perlu meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, daya tahan terhadap tekanan ekonomi, serta meningkatkan daya saing.
"Dalam kaitannya dengan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, Bali telah mencapai vaksinasi di atas 100 persen untuk dosis pertama dan di atas 90 persen untuk dosis kedua," ujarnya dalam acara bertajuk Silaturahim Industri Perbankan dan Outlook Ekonomi Bali 2022 itu.
Dari sisi daya tahan terhadap tekanan ekonomi, Bali perlu melakukan diversifikasi sektor ekonomi dengan tidak hanya bertumpu pada industri pariwisata saja. Sementara untuk meningkatkan daya saing, Bali perlu membangun pariwisata berkelanjutan
"Para Wali Kota dan Bupati di Bali perlu melibatkan asosiasi dalam mengeluarkan izin pembangunan hotel guna menyeimbangkan jumlah permintaan dan penawaran," ucap pria yang biasa disapa Cok Ace itu.
Ia pun meminta dukungan perbankan melalui kemudahan pembiayaan dan restrukturisasi kredit bagi pelaku usaha di Bali, terlebih banyak pelaku usaha yang terjebak dengan pinjaman irasional.