Denpasar (Antara Bali) - Yayasan ARTI (ARTI Foundation) mengajak kalangan jurnalis di Bali turut mengkritisi berbagai kegiatan seni budaya yang digelar di Pulau Dewata.
"Jurnalis hendaknya dapat memposisikan diri tidak hanya sebagai reporter, tetapi juga menyampaikan pendirian pada tulisan yang dibuat, termasuk pada tulisan yang bernafaskan budaya," kata Dewa Gde Palguna, pendiri ARTI Foundation dalam diskusi yang dirangkaikan dengan buka bersama para jurnalis, di Denpasar, Sabtu malam.
Mantan hakim Mahkamah Konstitusi ini juga merasakan kecemasannya jika tulisan kegiatan seni budaya itu hanya menyampaikan rilis, tanpa diskusi dan pendalaman.
"Selama ini, ketika berbicara mengenai maestro seni, kita seringkali berkiblat pada seniman-seniman tempo dulu. Padahal media juga memiliki peranan untuk mendata para seniman yang mumpuni lewat karya jurnalistik yang diciptakan," kata Palguna.
Ia melihat tulisan-tulisan bertema budaya di Bali sejauh ini masih sangat minim dan lebih banyak disampaikan ulasan seremonialnya. "Seni merupakan santapan rohani yang sangat besar perannya untuk kesehatan jiwa. Namun, hanya sedikit yang menganggap ini serius," katanya.
Sementara itu Ketua Aliansi Junalis Independen (AJI) Denpasar Rofiqi Hasan pada acara diskusi ini juga tak memungkiri masih sangat sedikit tulisan jurnalis di Bali yang mengambil isu budaya. "Selain minim tulisan, kualitasnya juga kurang," ujarnya.(LHS/T007)
ARTI Foundation Ajak Jurnalis Kritis
Sabtu, 11 Agustus 2012 19:12 WIB