Denpasar (Antara Bali) - Bali dipercaya oleh lembaga pariwisata dunia atau UNWTO untuk menjadi pemimpin dalam pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan di dunia.
"Bali sebagai tujuan wisata dunia mampu mengembangkan ekonomi masyarakatnya dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan," kata Asisten Sekjen UNWTO Geoffrey Lipman pada keteranganya di Denpasar, Bali, Kamis.
UNWTO juga menilai, konsep tradisional masyarakat Bali telah banyak memberi pemahaman dalam menjaga kelestarian lingkungan di tengah perkembangan industri pariwisata. Seperti salah satunya adalah konsep Tri Hita Karana, yaitu upaya untuk menjaga hubungan manusia dengan tuhan, antar manusia dan hubungan manusia dengan alam.
Geoffrey Lipman mengungkapkan Bali berpotensi menjadi pemimpin pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan mengingat konsep dan nilai-nilai kearifan lokal Bali dalam pelestarian lingkungan telah mulai dipakai oleh negara-negara di dunia.
"Nilai-nilai tradisional masyarakat Bali yang lama keluar lagi dan digunakan oleh dunia. Selain itu, yang penting di Bali juga adalah dalam pariwisata masyarakatnya juga sebagai pengendali," katanya.
Namun demikian, ia mengakui Bali masih memiliki kelemahan dalam pengembangan pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan. Salah satu kelemahan tersebut, yaitu kemampuan Bali dalam menyediakan energi listrik bagi pembangunan.
"Ke depan tentunya sangat diharapkan energi listrik yang dikembangkan oleh Bali adalah energi listrik yang ramah lingkungan," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Bali Ida Bagus Subhiksu menyambut positif rekomendasi UNWTO. Bali telah berupaya untuk mewujudkan pariwisata ramah lingkungan dengan meminimalisasi emisi gas buang.
Jika hal ini berhasil, katanya, diprediksikan jumlah wisatawan yang datang ke Bali akan meningkat hingga 4 juta wisatawan per tahun.
"Barangkali Bali kalau kita lihat bisa mencapai kunjungan 4-5 juta, tetapi juga harus didukung dengan infrastruktur yang lain. Kalau kultur, itu sudah unggul sekali," katanya.
Menurutnya, ke depan yang menjadi tantangan lebih berat adalah bagimana mengaplikasikan kearifan lokal masyarakatnya menjadi suatu tindakan riil di lapangan. Sebab harus diakui pembangunan pariwsata Bali juga masih memiliki kelemahan.
Sebagai contoh penggunaan pendingin ruangan di hotel dan instansi pemerintah yang cukup boros. Selain itu juga penggunaan air yang sampai saat ini cendrung berlebihan dan masih tingginya emisi gas buang dari kendaraan bermotor.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengakui tantangan dalam pembangunan ekonomi berwawasan lingkungan di Bali yang perlu segera mendapatkan penanganan adalah kemiskinan.
"Akibat kemiskinan menyebabkan masyarakat melakukan perusakan lingkungan. Di sisi lain akibat kemiskinan juga masyarakat pedesaan migrasi ke kota dan menyebabkan tingkat kepadatan penduduk di kota menjadi tinggi," katanya. (*)
Bali Dipercaya Pimpin Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Kamis, 26 November 2009 16:03 WIB