Jakarta (ANTARA) - Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staquf mengatakan Indonesia memiliki Pancasila sebagai wujud dari konsep menuju dunia yang adil dan bermartabat.
"Indonesia punya tawaran konsep menuju dunia yang adil dan bermartabat yang diwujudkan dalam nilai-nilai Pancasila," kata Gus Yahya, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Gus Yahya mengatakan hal itu dalam webinar nasional yang digelar oleh Badan Penelitian Pusat (Balitpus) DPP PDI Perjuangan bertajuk "Indonesia 2045: Tantangan dan Kesiapan Pencapaian" pada hari Sabtu (14/8).
Menurut dia, dunia saat ini sedang membutuhkan jalan keluar dari keterpecahan, ketegangan politik, dan konflik antarbangsa. Konsekuensi logis dari hal tersebut, yakni dunia membutuhkan jalan keluar dengan nilai-nilai universal tentang martabat manusia yang harus disepakati.
Baca juga: FKUB: RI bisa bersatu karena Pancasila
Gus Yahya menyebut semua gagasan-gagasan besar global telah direpresentasikan dalam sebuah ide, yaitu Pancasila.
Gagasan Pancasila, lanjut dia, dikonsolidasikan oleh mantan Presiden Soekarno berdasarkan masalah-masalah internasional dengan aspek struktural yang tidak adil.
"Bung Karno membongkar tatanan dunia tersebut dengan gerakan yang lebih adil serta melalui kerja sama internasional dan domestik," kata Gus Yahya.
Berdikari menurut Bung Karno, kata dia, bukan berarti bangsa dan masyarakat Indonesia mengisolasi diri menuju kemapanan ekonomi, melainkan justru harus membuka ruang, menjaring solidaritas dan interaksi antarbangsa sehingga mampu menegaskan kemapanan dunia yang adil dan bermartabat.
Baca juga: Survei: Mayoritas publik anggap Pancasila tak boleh diubah
Selain itu, Gus Yahya juga menyoroti tingkat kepercayaan terhadap lembaga-lembaga negara, termasuk partai politik (parpol).
Ia menilai parpol harus membangun sebuah kredibilitas agar dapat membangun kepercayaan masyarakat.
"Basis nilai partai adalah segala macam pertimbangan termasuk referensi keagamaan dan kebudayaan," ujar dia.