Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengungkapkan Indonesia memiliki banyak ragam buah-buahan, namun tingkat konsumsinya masih rendah.
"Meskipun kita memiliki banyak buah-buahan khas Indonesia namun tingkat konsumsi buah kita masih rendah, 88,5 gram per orang per hari, masih jauh di bawah rekomendasi WHO sebesar 150 gram per orang per hari," kata Presiden Jokowi melalui "video conference" dalam Pembukaan Gelar Buah Nusantara 2021, Senin.
Presiden Jokowi pun mengajak masyarakat untuk lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan.
"Di masa pandemi seperti sekarang ini kita harus terus menjaga stamina dan meningkatkan imunitas tubuh yaitu dengan mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayur agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit," kata Presiden.
Apalagi, menurut Presiden Jokowi, Indonesia punya banyak buah khas yang mudah diperoleh, terjangkau harganya, dan mengandung banyak vitamin yang menyehatkan tubuh.
"Karena itu saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih banyak lagi mengkonsumsi buah-buahan, mencintai aneka buah-buahan nusantara yang berlimpah dengan kandungan gizi yang tidak kalah dibandingkan buah impor," kata Presiden.
Dengan mengkonsumsi buah nusantara, menurut Presiden, bukan saja menambah asupan gizi pada masa pandemi melainkan juga untuk membantu petani-petani buah agar mereka makin bersemangat, makin produktif dan makin sejahtera.
Baca juga: Presiden targetkan Indonesia masuk "negara sangat mudah berbisnis"
"Para pelaku usaha buah juga akan semakin berkembang sehingga ekosistem usaha buah nasional bergerak semakin maju. Kita ingin buah nusantara makin disukai, makin digemari, bukan hanya oleh masyarakat di dalam negeri, tapi juga mulia masuk ke pasar internasional," kata Presiden.
Menurut Presiden, potensi pasar ekspor buah masih sangat terbuka lebar, peluangnya masih sangat menjanjikan.
"Kita sudah mengekspor mangga, nanas, pisang, manggis ke berbagai negara. Kita ingin mengekspor lebih banyak lagi aneka buah-buahan nusantara sehingga buah Indonesia juga digemari oleh masyarakat di berbagai negara," tambah Presiden.
Untuk bisa masuk pasar internasional, Presiden menyebut kuncinya hanya satu.
"Buah nusantara harus makin berdaya saing, baik dari sisi harga maupun kualitas, harganya harus kompetitif, cita rasanya terjaga, pasokannya berlanjut, produksinya tidak pernah putus, packaging-nya juga menarik karena itu ekosistem usaha buah nusantara harus terus ditata mulai dari hulu sampai hilir," ungkap Presiden.
Petani buah harus dibantu dengan informasi dan sains terbaru agar produktivitasnya makin meningkat, selain itu akses pada permodalan juga harus diperkuat, teknologi penyimpanan harus semakin baik, "supply chains" juga harus semakin efisien, konektivitas antardaerah dan juga untuk ekspor buah juga harus semakin lancar.
Selanjutnya promosi buah nusantara di dalam negeri maupun di luar negeri juga harus ditingkatkan dengan menghadirkan strategi marketing yang lebih menarik, menggunakan cara-cara kekinian dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Baca juga: Presiden perpanjang PPKM level 4 sampai 9 Agustus (Bali ada enam kabupaten/kota)
"Saya juga minta edukasi untuk mengkonsumsi buah-buahan nusantara dilakukan secara berkelanjutan, masuk dalam muatan pesan dalam sistem pendidikan kita di sekolah-sekolah, sampaikan terus menerus sebagai bagian dari edukasi keluarga dan juga komunitas sehingga menjangkau anak-anak kita agar generasi muda semakin mencintai buah-buahan lokal," kata Presiden.
Presiden Jokowi berharap ajang Gelar Buah Nusantara bisa menjadi momentum kebangkitan buah-buahan nusantara, memacu peningkatan produktivitas, meningkatkan kualitas buah-buahan nusantara sehingga makin berdaya saing, mengurangi ketergantungan pada buah impor.
"Ayo tingkatkan terus konsumsi buah nusantara, kita konsumsi lebih banyak, kita bagikan sebagai bentuk solidaritas sebagai bentuk kepedulian dan empati agar semakin tangguh melawan pandemi," kata Presiden.