Denpasar (ANTARA) - Bali Medical Tourism Association (BMTA) menggandeng National Hospital, Surabaya, untuk membantu mempercepat proses pemulihan ekonomi di Pulau Dewata berbasiskan visi wisata medis.
"Kami sangat berharap dengan kerja sama ini dapat menjadi momentum untuk para dokter saling transfer pengetahuan dan teknologi sehingga meningkatkan kepercayaan wisatawan domestik maupun mancanegara pada Bali," kata Ketua BMTA dr I Gede Wiryana Patra Jaya, MKes, di Denpasar, Minggu.
Menurut dr Wiryana, dari hasil perbincangannya dengan para dokter dari Singapura, mereka menyatakan kualitas SDM tenaga medis di Provinsi Bali sesungguhnya tidak kalah dengan di negara mereka.
"Untuk kasus-kasus yang sama, dokter kita di Bali bisa melakukan tindakan atau pengobatan, hanya memang mereka (Singapura-red) memiliki teknologi yang lebih tinggi. Sehingga untuk kasus tertentu mereka bisa melakukan bedah secara minimal, sedangkan kita masih operasi besar," ucapnya.
Lewat kerja sama ini, National Hospital akan bertandem dengan rumah sakit yang tersebar di seluruh Bali, untuk menyediakan layanan komprehensif seperti parkinson & movement disorder, neuroendovascular (aneurisma, varises otak, stroke), comprehensive epilepsy, laser rejuvenation, dan comprehensive brain & spine dengan standar terbaik.
Selain itu, ujar dr Wiryana, kondisi pandemi COVID-19 juga telah membuka peluang Bali untuk menggarap pasar domestik yang sebelumnya mereka selalu berobat ke luar negeri, yang setiap tahunnya uang dikeluarkan hingga sekitar Rp160 triliun.
Mengawali langkah kerja sama dengan National Hospital, pada Sabtu (7/8) telah ditandatangani MoU dan pada Minggu (8/8) ini diresmikan Laboratorium PCR National Hospital pertama di Bali yang bisa memeriksa hingga 1.000 orang perhari.
Sementara itu, Adj Prof Hananiel Prakasya Widjaya, selaku CEO National Hospital mengatakan Bali merupakan salah satu daerah yang diunggulkan dalam keterampilan medis di Tanah Air karena memiliki Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Namun, lanjut dia, ketika berbicara sistem rumah sakit, maka tidak bisa berbicara hanya nama seorang dokter, kualitas peralatan, tetapi harus ada sistem manajemen yang baik dan pendukung.
"Hal inilah yang mendasari kami untuk membantu sistem kesehatan di Bali agar lebih kuat dan menonjol sebagai etalase kesehatan di Indonesia, terlebih di sini merupakan tempat destinasi wisatawan," ucapnya.
Kondisi pandemi yang menyebabkan orang-orang terkendala untuk berobat ke luar negeri, dapat menjadi peluang bagi Bali untuk bisa menerima dan melayani mereka lewat wisata medis.
"Salah satu tempat yang paling menarik adalah Bali, sehingga ini merupakan potensi yang luar biasa," ujarnya.
National Hospital, menurut dia, akan selalu siap mendukung dan bekerja sama dengan rumah sakit setempat untuk menjadikan Pulau Bali memiliki perawatan medis bertaraf internasional, yang dapat memperkokoh ekonomi lokal serta memperkuat posisi Indonesia di kancah dunia internasional.
Sementara itu, terkait peresmian laboratorium PCR tersebut diharapkan dapat mendukung pemerintah dan membantu masyarakat untuk bangkit kembali, dengan cara mempersiapkan fasilitas kesehatan skrining COVID-19, sebelum jalur pariwisata internasional dibuka kembali.
BMTA gandeng National Hospital guna percepat pemulihan ekonomi Bali
Minggu, 8 Agustus 2021 19:41 WIB