Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa, dibuka turun seiring meningkatnya probabilitas pemangkasan suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Fed Funds Rate (FFR) pada Desember 2024.
Pada awal perdagangan Selasa, rupiah tergelincir 34 poin atau 0,22 persen menjadi Rp15.940 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.906 per dolar AS.
“Kenaikan inflasi PCE AS pada Oktober 2024 yang masih moderat dan stabil tetap membuka peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember 2024,” kata ekonom senior Bank Mandiri Reny Eka Putri saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Reny mengatakan probabilitas pemangkasan suku bunga bank sentral AS atau The Fed pada pertemuan Desember 2024 saat ini meningkat menjadi 66 persen dari 50 persen sebelumnya.
“View ke depan juga masih dapat turun meskipun less aggressive, FFR menjadi 4 persen di tahun 2025,” ujar Reny.
Selain itu, ia menuturkan pergerakan rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen terkait Indeks Harga Belanja Personal atau Personal Consumption Expenditures (PCE) AS pada Oktober 2024 yang meningkat 0,2 persen month on month (mom) atau 2,3 persen year on year (yoy), sesuai dengan ekspektasi pasar. Pada September 2024, inflasi PCE tercatat sebesar 0,2 persen atau 2,1 persen (yoy).
Untuk inflasi inti PCE naik moderat menjadi 2,3 persen dari 2,2 persen sejalan dengan kinerja penjualan ritel dan Indeks Redbook yang mencerminkan aktivitas pembelian di AS pada Oktober 2024 yang masih tumbuh positif.
Pendapatan personal di AS pada Oktober 2024 meningkat sebesar 0,6 persen (mom), terakselerasi dari bulan sebelumnya yang naik sebesar 0,3 persen (mom), didorong oleh peningkatan upah dan gaji yang tumbuh positif selama enam bulan berturut-turut.
Selanjutnya, tekanan global yang menurun dipengaruhi oleh pencalonan Scott Bessent sebagai US Treasury Secretary atau Menteri Keuangan AS, yang direspons positif oleh pasar karena dianggap sebagai safe hands candidate yang akan mengawasi kebijakan tarif supaya jangan terlalu ekstrem dan dikenal sebagai pro-pasar diharapkan membawa kebijakan yang ramah dunia usaha.
Pasar akan lebih menanti hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir tahun ini, sekaligus latest Fed Guidance pada 18 Desember 2024.
“Guidance ini akan dapat memberikan insight terhadap arah suku bunga The Fed ke depan apakah akan less aggressive seperti yang diperkirakan saat ini,” tuturnya.
Pada pekan ini, ada beberapa data penting terutama data sektor tenaga kerja AS, dengan tingkat pengangguran diprediksi flat sebesar 4,1 persen pada November 2024 dengan Non-Farm Payroll (NFP) yang akan lebih tinggi menjadi sebesar 183 ribu pada November 2024, dibanding 12 ribu pada Oktober 2024.
Reny memperkirakan kurs rupiah pada perdagangan hari ini akan berada di kisaran Rp15.860 per dolar AS sampai dengan Rp15.920 per dolar AS.
Baca juga: Kurs Rupiah Selasa tergelincir 34 poin jadi Rp15.940 per dolar AS