Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Provinsi Bali, memberikan pelayanan vaksinasi COVID-19 terhadap penyandang disabilitas dalam upaya mempercepat penurunan penyebaran virus corona.
Kegiatan vaksinasi yang dilaksanakan di Rumah Berdaya Sesetan, Sabtu, dihadiri Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Kota Denpasar Sagung Antari Jaya Negara, Kadis Sosial Denpasar, Made Mertajaya dan Kadis Kesehatan Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini.
Wawali Agus Arya Wibawa mengatakan pelaksanaan vaksinasi kali ini menyasar disabilitas di Kota Denpasar. Dari data yang pelaksanaan vaksinasi di Rumah Berdaya Denpasar diikuti 85 orang disabilitas dari penyandang Skizofrenia yang disuntik vaksin corona buatan Sinovac.
"Terdapat dua lokasi pelaksanaan vaksinasi disabilitas, yakni di Rumah Berdaya Sesetan dan di Rumah Bisabilitas di Jalan Kamboja Denpasar,” ujarnya.
Baca juga: Bali targetkan vaksinasi 500 ribu orang dalam dua pekan
Arya Wibawa mengatakan hingga saat ini pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Kota Denpasar terus dioptimalkan. Disamping target utama lansia, pelayan publik, guru, pekerja pariwisata, dan masyarakat umum juga melaksanakan vaksinasi jemput bola kepada disabilitas.
Ia mengatakan hal tersebut memberikan kesempatan yang sama kepada disabilitas dalam program vaksinasi. Sehingga diharapkan target cakupan vaksinasi dapat tercapai, dan peninjauan saat ini bersama Ketua K3S Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara guna memastikan kelancaran pelaksanaan vaksinasi di Kota Denpasar.
"Walaupun teman-teman disabilitas telah menerima program vaksinasi agar tetap menerapkan disiplin prokes, dengan imunitas terjaga setelah vaksin dan tidak lengah pada prokes,” ujarnya.
Ketua K3S Denpasar Sagung Antari Jaya Negara menyampaikan vaksinasi kepada disabilitas untuk memberikan kesempatan yang sama dalam menerima program vaksinasi.
Baca juga: Diskes Denpasar targetkan 8.000 warga Renon divaksinasi COVID-19
"Terdapat dua lokasi yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan vaksinasi kepada lansia, dan diharapkan disabilitas dapat menerima akses informasi yang sama dan setara terlebih dalam program vaksinasi,” ujarnya.
I Gede Kartika Wiguna, Orang Dengan Skizofrenia (ODS) mengatakan telah mengikuti vaksinasi bersama teman-teman di Rumah Berdaya Denpasar. “Saya takut jarum suntik, tapi setelah mengikuti vaksinasi saat disuntik terasa sakit sedikit,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan I Komang Sudiarta mengaku pertama ada rasa takut, namun setelah dijalani dengan alur vaksinasi dari pendaftaran hingga menerima vaksinasi yang mendapatkan pendampingan dari para dokter. “Ada rasa takut, namun merasakan sakit sedikit saat disuntik,” ucapnya.