Klungkung (ANTARA) - Wakil Bupati Klungkung, I Made Kasta, mengunjungi Kantor Kepala Desa Bakas, Rabu, guna melihat perkembangan dan mengevaluasi kinerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bakas selama satu tahun.
Didampingi Camat Banjarangkan, I Dewa Komang Aswin, Wabup Kasta mengatakan keberadaan BUMDes di desa akan menjadi wadah yang menggali potensi desa, kekayaan alam, hasil pertanian dan kapasitas desa.
"Karena itu, BUMDes harus menemukan salah satu kelebihan yang menjadi ciri khas desa. Semakin berkembang BUMDes yang dikelola, maka semakin makmur desa tersebut serta BUMDes harus bisa lebih kooperatif dan partisipatif pada setiap kegiatan di desa," ujarnya.
Ia menjelaskan pentingnya BUMDes bagi perkembangan dan kemajuan desa serta dampak yang akan diberikan kepada peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, karena itu BUMDes harus hadir dan menjadi wadah serta solusi.
Sementara itu, Perbekel Desa Bakas, Wayan Murdana, mengatakan BUMdes Desa Bakas selama ini mengelola unit bidang pertokoan. Pihaknya berharap kedepan, BUMDes Desa Bakas akan mengelola dan mengembangkan Desa Wisata Bakas.
Bedah Kelurahan
Sebelumnya (5/1), Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, memberikan bantuan bedah rumah kepada keluarga Ketut Lendri (55) di Banjar Kemoning, Kelurahan Semarapura Klod, yang merupakan warga kurang mampu.
Proses pengerjaan bedah rumah tersebut diawali Bupati Suwirta dengan ikut membantu eksekusi pembongkaran rumah yang tidak layak huni tersebut.
"Bantuan ini merupakan tindaklanjut dari hasil bedah kelurahan yang dilaksanakan beberapa waktu lalu," ujar Bupati Suwirta, didampingi Kepala Dinas Sosial P3A, I Gusti Agung Gede Putra Mahajaya.
Dalam kesempatan itu, Bupati Suwirta mengatakan bahwa bantuan ini secara pribadi diberikan dengan menggunakan uang operasional pribadi, sebab dari segi persyaratan tidak memenuhi.
Saat ini, Ketut Lendri yang berasal dari Banjarangkan sedang ngontrak tanah milik kerabatnya yang tinggal di Sumbawa dalam jangka waktu 25 tahun dengan membayar kontrakan Rp500.000/tahun. Kesehariannya, Ketut Lendri (55) hanya bekerja jualan canang di Pasar Galiran. Suaminya, Wayan Nata (56), mengidap penyakit sakit gula selama dua tahun.