"Jadi Puskesmas Denpasar Selatan sudah dari awal, semua petugas pakai APD, jadi kita sudah tentukan untuk di pelayanan dan petugas masing-masing poliklinik APD level menyesuaikan," kata Kepala UPTD Puskesmas I Denpasar Selatan. dr. A.A. Ngurah Gede Dharmayuda, saat ditemui di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, pelayanan menggunakan APD level 2 dan poliklinik COVID level 3 sudah disiapkan dari awal. Kemudian kita juga sudah menyiapkan alur-alur pelayanan pasien selama COVID.
Menurut dia, pelayanan menggunakan APD level 2 dan poliklinik COVID level 3 sudah disiapkan dari awal. Kemudian kita juga sudah menyiapkan alur-alur pelayanan pasien selama COVID.
Ia mengatakan bahwa setiap tenaga kesehatan yang bertugas semuanya dilengkapi dengan pengamanan yang lengkap dan pedoman prokes yang wajib diikuti.
Ruang Poliklinik COVID dibangun tersendiri dan terpisah dari ruang pelayanan yang lain. Untuk petugas harus menggunakan masker, sarung tangan, face shield dan maskernya minimal N95.
Ruang Poliklinik COVID dibangun tersendiri dan terpisah dari ruang pelayanan yang lain. Untuk petugas harus menggunakan masker, sarung tangan, face shield dan maskernya minimal N95.
"Kita juga sebelumnya telah membuatkan edukasi dan tutorial bagi tenaga kesehatan, tentang bagaimana cara pelepasan APD, penyemprotan disinfektan dan semua sudah kita siapkan kita lakukan untuk seluruh proteksi petugas kesehatan yang di pelayanan bagian depan di Puskesmas,"katanya.
Adapun jumlah keseluruhan karyawan yang bertugas di Puskesmas Denpasar Selatan tersebut ada 59 orang, termasuk petugas medis dan non-medis seperti karyawan bagian administrasi, sopir, cleaning service dan karyawan lainnya. Kata dia, dengan jumlah kasus yang meningkat ini, sempat terjadi kekurangan karyawan. Semua petugas baik medis dan non-medis diberdayakan serta bertugas secara bergantian.
Ia mengatakan untuk jumlah dokter yang bertugas ada empat orang, sembilan perawat, enam bidan dan ada analis, perawat gigi serta tenaga kesehatan lainnya. Kata dia, dari petugas ada yang kita minta untuk memberikan penyuluhan, kemudian ada yang bertugas melakukan screening dan secara penuh memberikan pelayanan di bagian poliklinik COVID.
"Jadi kami melakukan pelatihan internal karena petugas kami tidak cukup, jadi dokter-dokter dilatih saat melakukan tes usap, perawat dilatih swab, analisis juga di laboratorium. Jadi ketika dokter tidak bisa, ada perawat atau analis yang menggantikan. dua jadi kalau ndak bisa analis hari ini dokternya atau perawat nya sambil sudah termasuk. Kami melakukan perombakan besar-besaran di puskesmas karena secara kuantitas kami kurang,"Jelas dr. Dharmayuda.
Baca juga: Puskesmas di Badung-Bali siap jadi lokasi imunisasi vaksin COVID-19 (video)
Baca juga: Puskesmas di Badung-Bali siap jadi lokasi imunisasi vaksin COVID-19 (video)
Selain itu, aktivitas dari pasien yang mengarah ke positif COVID-19 juga terbatas, setelah masuk dalam ruang COVID, segala bentuk keperluan seperti pengurusan resep, pengambilan obat ke apotek dilakukan oleh petugas dengan APD. Hal ini bertujuan agar meminimalisir penyebaran COVID.
"Kami kekurangan tenaga cukup banyak. Karena yang standby untuk rapid juga ada, untuk swab juga ada. Pasien kami batasi geraknya hanya di poli saja. Untuk pengambilan resep dan obat dilakukan oleh petugas kami dan diserahkan kepada pasien. Selain itu, wajib pakai masker, wajib duduk sesuai dengan yang kita siapkan dengan jarak, cuci tangan, kita berdayakan tenaga yang sudah ada dan dibuatkan jadwal,"katanya.