Denpasar (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali merespons surat edaran mengenai kewaspadaan lonjakan kasus COVID-19 di negara tetangga dengan mengantisipasi dari masyarakat di dalam provinsi.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Bali I Gusti Ayu Raka Susanti mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) yang akan fokus pada pintu masuk Bali, sementara dinas menjaga masyarakat di dalam Bali.
“Iya, kami meningkatkan kewaspadaan dari dalam wilayah, tentu berkoordinasi selalu dengan BBKK yang di pintu masuk, kalau kami di wilayah tentu meningkatkan kewaspadaan termasuk sistem surveilans,” kata dia di Denpasar, Rabu.
Diketahui Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran Nomor SR.03.01/C/1422/2025 tentang Kewaspadaan Terhadap COVID-19.
Dalam surat tersebut disampaikan bahwa memasuki minggu ke-12 tahun 2025 sampai dengan saat ini COVID-19 menunjukkan peningkatan di beberapa negara di kawasan Asia, yaitu Thailand, Hongkong, Malaysia, dan Singapura.
Adapun jenis yang sedang merebak di Thailand adalah COVID-19 varian XEC dan JN.1, di Singapura LF.7 dan NB.1.8 (turunan JN.1), di Hongkong JN.1, dan di Malaysia adalah XEC (turunan JN.1).
Raka Susanti mengatakan hingga saat ini belum ditemukan lonjakan COVID-19 di Bali meskipun Bali kerap dilalui wisatawan dari negara-negara Asia tersebut.
Kalau pun ditemukan gejala, Dinkes Bali memastikan semua fasilitas kesehatan bersiaga untuk itu, mulai dari puskesmas yang dapat memantau dari gejalanya.
“Dari gejala, kalau ada gejala-gejala influenza biasanya suspek dulu, yang bisa melakukan pemeriksaan tentu lab di masing-masing rumah sakit, RSUD khususnya melakukan pengambilan sampel,“ ujarnya.
Sebagai antisipasi, masyarakat yang berada di Provinsi Bali diminta cukup menjaga daya tahan tubuh dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, sebab vaksin COVID-19 lalu dinilai ampuh karena memunculkan kekebalan tubuh.
Jika sempat bepergian ke negara-negara Asia tersebut diminta mulai menerapkan protokol kesehatan, dan jika merasa tidak sehat agar menggunakan masker.
“Kalau misalnya berpergian dari negara-negara yang kasus COVID-19 nya banyak, kemudian bergejala di Bali segera ke fasilitas pelayanan kesehatan, entah itu puskesmas atau rumah sakit,” ujar Raka Susanti.
Baca juga: Bali tetap siaga antisipasi penularan penyakit