Palu (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (KPPPA) mengajak keluarga dan orang tua untuk membentengi anak-anak dari hoaks atau berita bohong.
"Keluarga menjadi lembaga awal dalam pembentukan sumber daya manusia, karenanya keluarga dan anak perlu mendapat perhatian," ucap Asisten Deputi Partisipasi Media, Fatahillah, dalam webinar bentengi keluarga dari hoaks di masa pandemi COVID-19 diikuti dari Palu, Selasa.
Fatahillah menyatakan anak perlu diberikan pengetahuan, pembimbingan secara langsung dari orang tua dan keluarga, saat dan hendak menggunakan media sosial. Hal itu merupakan langkah penguatan ketahanan agar terhindar dari hoaks.
Baca juga: Tips cegah anak kena "phishing" di internet
Hal itu penting karena dampak internet sangat terasa, di mana penggunaan internet sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang menyentuh hampir semua elemen masyarakat.
"Ketika internet ada maka informasi ada tanpa batas," sebutnya.
Lewat internet, platrform media sosial Facebook, Youtube, Whatsapp dan sebagainya menjadi akses informasi, yang secara langsung mempengaruhi kultur keluarga dari aspek sosial budaya.
Baca juga: Bunda PAUD Bali Putri Koster ajak anak kreatif saat pandemi COVID-19
"Di sinilah dibutuhkan ketahanan keluarga dari aspek sosial budaya," ujarnya.
Karena itu, penting sekali, kata dia, dilakukan literasi media terhadap keluarga dan anak agar terhindar dari hoaks. Di Indonesia, lanjut dia, kurang lebih jumlah anak mencapai 83 juta jiwa yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa ini.
"Nah, anak-anak ini harus dilindungi dari hoaks, maka butuh ketahanan keluarga agar keluarga bisa berperan untuk melindungi anak dari informasi hoaks," imbuhnya.
Baca juga: Pakar : Nilai etika wujudkan nilai spiritualitas anak
Selain itu, perlu juga dilakukan pendampingan-pendampingan terhadap keluarga, orang tua dan anak, agar bijak dalam menggunakan media sosial.
"Anak harus dibuat imun dari dampak media sosial, dan imun dari dampak buruk lingkungan mereka," ujarnya.
Pengasuhan Digital
Dalam webinar itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) meminta seluruh orang tua untuk memaksimalkan pengasuhan anak di era digital pada masa pandemi COVID-19.
"Orang tua juga harus belajar bagaimana menggunakan media sosial dengan bijak agar dapat memaksimalkan pengasuhan anak di era digital, sehingga mereka tidak termakan hoax," ucap Asisten Deputi Partisipasi Media, Fatahillah.
Sebelum memberikan pengasuhan digital terhadap anak, kata Fatahillah, orang tua terlebih dahulu perlu memahami mengenai digital, media sosial dan platform media sosial serta informasi hoax dan bukan hoax.
Hal itu, lanjutnya, agar orang tua bisa membimbing, membina dan mendidik anak sebelum memasuki media sosial yang banyak dengan informasi-informasi di dalamnya, sehingga butuh kehati-hatian.
"Karena orang tua bisa dan harus menjadi teman dalam media sosial anak atau partner di media sosial, sehingga bisa memberikan bimbingan langsung kepada anak," ucapnya.
Orang tua harus terjun langsung, sebab media sosial sangat cepat, simpel, dalam memberikan informasi kepada siapa saja, serta untuk menciptakan hubungan yang intensif dengan kawan-kawan.
Di satu sisi, kata dia, orang tua perlu mewaspadai penyalahgunaan media sosial, oleh karena itu, anak-anak sebelum terjun menggunakan media sosial dan digital, perlu diberikan penguatan-penguatan terlebih dahulu.
Baca juga: PKK Bali: Jangan sampai anak trauma dengan belajar di rumah
"Sehingga ada kehati-hatian sebelum mengunggah, memposting dan menyebarkan suatu informasi," ujarnya.
Terkait hal itu Nadya Pramesrani sebagai salah satu narasumber dalam webinar itu mengemukakan orang tua perlu memastikan kesiapan anak sebelum terjun menggunakan media sosial.
"Ini perlu diawali dengan membangun kecerdasan menggunakan media sosial, harus dibangun terlebih dahulu dari keluarga utamanya orang tua," ungkap Nadya.
Nadya mengatakan penting untuk memiliki kecerdasan digital, yaitu pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat digital yang bertanggungjawab dan percaya diri menghadapi tantangan dan tuntutan dari era digital.
Selanjutnya, juga perlu melatih anak untuk berpikir kritis, dimulai dengan tanyakan pertanyaan yang terbuka, beri waktu jeda pada anak untuk menjawab, bantu anak membuat hipotesa, dorong anak untuk berfikir yang berbeda, hindari cepat memberi bantuan, beri kesempatan kepada anak untuk bermain.
KPPPA : bentengi anak dari hoaks
Rabu, 19 Agustus 2020 12:54 WIB