Denpasar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar menyelenggarakan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) untuk seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri tahun 2020 dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat untuk mencegah penularan COVID-19.
"Secara teknis, semuanya sudah sesuai dengan sistem nasional dan standar-standar protokol kesehatan pencegahan COVID-19," kata Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar Prof Dr I Nyoman Artayasa, MKes, saat meninjau pelaksanaan UTBK hari pertama di Kampus ISI Denpasar, Minggu.
Di gerbang kampus, ada petugas yang mengukur suhu tubuh peserta UTBK. Kalau ada peserta yang suhu tubuhnya di atas 37,5 derajat Celsius maka panitia akan mengarahkan peserta yang bersangkutan untuk mengikuti ujian pada hari yang lain.
"Yang berhalangan karena sakit, bisa mengikuti sesi force majeur ataupun diarahkan ke sesi kedua, itu sudah ada sistem tersendiri untuk melaporkan. Bisa saja suhu tubuh peserta meningkat karena sebelumnya melalui perjalanan jauh. Mudah-mudahan 100 persen bisa mengikuti UTBK kali ini," kata Artayasa didampingi Dekan Fakultas Seni Pertunjukan Dr I Komang Sudirga dan Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain Dr AA Gede Bagus Udayana itu.
Selain itu, peserta UTBK yang jumlahnya 2.815 orang harus mengenakan masker. Tempat cuci tangan dan cairan "hand sanitizer" juga disediakan di lokasi UTBK.
Baca juga: ISI Denpasar terapkan protokol kesehatan ketat untuk UTBK 2020
Panitia mengatur jarak tempat duduk peserta ujian sesuai dengan protokol pencegahan COVID-19. Pada masa pergantian sesi, ruangan ujian didisinfeksi untuk mencegah penularan virus corona.
Artayasa mengatakan, panitia UTBK sudah mengantongi izin dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Bali.
Panitia pelaksanaan UTBK ISI Denpasar juga telah berkoordinasi dengan puskesmas terdekat. "Sebelumnya kami juga sudah sowan ke Puskesmas Dentim untuk mengantisipasi jika ada kondisi yang tidak diinginkan terjadi pada peserta. Pihak dari Puskesmas yang posisinya dekat dengan Kampus ISI Denpasar pun sudah menyatakan siap setiap saat," kata Artayasa.
Artayasa menjelaskan, dalam seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri tahun akademik 2020/2021 para peserta seleksi bersaing untuk menempati 40 persen dari sekitar 700 kursi mahasiswa baru di ISI Denpasar.
Baca juga: Wagub Bali minta ISI Denpasar rumuskan protokol pertunjukan seni
Pelaksanaan Ujian
Koordinator Pelaksana UTBK ISI Denpasar I Ketut Adi Sugita mengatakan UTBK dilaksanakan di empat laboratorium dengan 110 komputer di kampus ISI Denpasar.
Ujian dilaksanakan dua tahap, tahap pertama 5 sampai 14 Juli dan tahap kedua 20 sampai 29 Juli 2020. Selain itu ada sesi ujian 29 Juli sampai 1 Agustus 2020 bagi peserta yang karena kondisi tertentu seperti bencana tidak bisa mengikuti ujian pada jadwal yang ditentukan. "Mudah-mudahan tidak sampai terjadi hal seperti itu," kata Sugita.
Sugita menjelaskan pula bahwa dalam setiap ruang ujian disiapkan dua hingga tiga komputer untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi gangguan pada komputer yang digunakan oleh peserta ujian.
Baca juga: Terkait akreditasi internasional, ISI Denpasar datangkan sutradara Julie Taymor
Panitia juga sudah menyiapkan genset untuk mengantisipasi kemungkinan listrik mati dan berupaya mengamankan koneksi internet dengan menggunakan dua provider selama pelaksanaan ujian.
"Penyelenggaraan UTBK untuk tahun ini di tengah pandemi COVID-19 memang paling unik, tidak bisa seperti biasanya. Sesi pelaksanaan UTBK dipotong, materinya juga dikurangi, tidak selengkap tahun-tahun sebelumnya," kata Sugita didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama, SE, MM itu.
Koordinator TIK UTBK ISI Denpasar Nyoman Lia Susanthi, SS, MA menambahkan, selain disiapkan dua server, juga di-backup dua server lagi.
Untuk pelaksanaan UTBK tahap pertama dari 5-14 Juli dibagi ke dalam 19 sesi, sedangkan untuk tahap kedua dari 20-19 Juli terbagi dalam sembilan sesi.
"Selain itu juga disiapkan ujian cadangan dan relokasi peserta jika dihadapkan pada masalah COVID-19 seperti misalnya dari daerah-daerah zona merah, permasalahan bencana alam, dan permasalah infrastruktur. Force majeur disiapkan untuk ujian cadangan. Relokasi peserta untuk penginputan datanya itu pada 6 Juli 2020," ujar Lia.