Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 56 pedagang Pasar Pidada, Kelurahan Ubung, Kota Denpasar, Bali menjalani tes cepat dalam upaya mengantisipasi merebaknya pandemi COVID-19.
"Kami melakukan tes cepat COVID-19 terhadap 56 pedagang Pasar Pidada. Langkah ini dalam upaya mengantisipasi COVID-19 melalui klaster pasar," kata Lurah Ubung I Wayan Ariyanta di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan tes cepat dilakukan bekerja sama dengan pengelola Pasar Pidada dan dibantu petugas Puskesmas II Denpasar Utara.
"Dari 56 pedagang yang dites, seluruhnya menunjukkan hasil nonreaktif. Meski menunjukkan hasil nonreaktif, tetap kami imbau kepada para pedagang untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker atau 'face shield' (pelindung wajah), memakai sarung tangan, rajin mencuci tangan, serta tetap menjaga jarak saat bertransaksi dengan konsumen," ujarnya.
Baca juga: Bali cegah pasar modern jadi klaster baru COVID-19
Wayan Ariyanta mengatakan wilayahnya tetap menggiatkan edukasi protokol kesehatan kepada masyarakat melalui sosialisasi dan penyemprotan secara rutin disinfektan berkoordinasi dengan Dinkes Denpasar.
"Kami juga menggiatkan patroli oleh badan keamanan desa terkait disiplin jam operasional bagi pelaku usaha. Operasional pelaku usaha ini diharapkan dipatuhi masyarakat untuk mematuhi jam operasional tempat usaha sampai pukul 21.000 Wita," ucapnya.
Ia mengatakan petugas juga melakukan pendataan terhadap warga, terutama yang tinggal secara nonpermanen, yang baru datang dari luar Bali. Mereka wajib menjalankan isolasi mandiri selama 14 hari.
"Mereka yang diisolasi akan dibantu melalui lumbung pangan. Diharapkan upaya ini dapat memaksimalkan memutus mata rantai penyebaran COVID-19 di wilayah kami dan di Kota Denpasar secara keseluruhan," katanya.
Baca juga: Mewaspadai pasar tradisional jadi klaster COVID-19 di Bali
Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Denpasar I Dewa Gede Rai mengatakan secara kumulatif kasus COVID-19 di daerah setempat 555 orang positif dengan rincian 219 sembuh, 10 meninggal dunia, dan 326 masih dalam perawatan.
Keberadaan orang tanpa gejala (OTG) hasil penelusuran tim gugus tugas, secara kumulatif 1.768 kasus, namun dinyatakan sehat setelah isolasi mandiri 573 orang sehingga tersisa 1.195 OTG.
Orang dalam pemantauan (ODP) secara kumulatif tercatat 328 kasus, namun sudah menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan sehat 277 orang sehingga tersisa 51 ODP, sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) secara kumulatif 127 kasus, namun 48 orang sudah dinyatakan negatif setelah menjalani tes usap sehingga tersisa 79 orang.