Denpasar (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho menjelaskan bahwa bertepatan dengan bulan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1441 H Mei 2020, Kota Denpasar mengalami deflasi sedalam 0,10 persen dan Kota Singaraja 0,22 persen.
"Perkembangan harga berbagai komoditas seperti barang dan jasa konsumsi pada Mei 2020 di Kota Denpasar secara umum menunjukkan adanya penurunan. Kalau Inflasi di Denpasar dari Mei 2020 terhadap Mei 2019 sebesar 2,05 persen dan Singaraja tingkat inflasi tahun ke tahun setinggi 1,95 persen,"kata Adi dalam konferensi pers secara virtual di Denpasar, Selasa.
Ia menjelaskan dari 11 kelompok pengeluaran di Kota Denpasar, empat kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,90 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,85 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,78 persen dan kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,25 persen.
Baca juga: BPS catat ekspor Bali ke Australia turun 66,76 persen
Selain itu, inflasi terjadi pada tiga kelompok pengeluaran yaitu kelompok transportasi setinggi 2,89 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,44 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen.
"Jadi ada empat kelompok pengeluaran yang tidak mengalami perubahan atau stagnan yaitu kelompok kesehatan, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan dan kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran,"ucap Adi.
Untuk komoditas yang memberikan sumbangan deflasi pada bulan Mei 2020 seperti canang sari, cabai rawit, pindang tongkol, pasta gigi, bawang putih, biskuit, emas perhiasan, lipstik, telur ayam ras, dan pembalut wanita. Sedangkan di Singaraja itu ada cabai rawit, canang sari, cabai merah, telur ayam ras, bawang putih, tomat, apel, dan emas perhiasan.
Baca juga: BPS: Jumlah kedatangan wisman pada Maret 2020 turun tajam
Kota Singaraja tercatat ada tiga kelompok pengeluaran alami deflasi jika dilihat dari Mei 2019 ke Mei 2020 yaitu kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,04 persen, kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,46 persen, dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,07 persen.
Sedangkan untuk kelompok pengeluaran ada empat yang mengalami inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya setinggi 0,07 persen, kelompok kesehatan setinggi 0,04 persen, kelompok transportasi setinggi 0,03 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya setinggi 0,01 persen.
"Kalau di Singaraja yang tidak mengalami perubahan ada di kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan, dan kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran,"jelas Adi.