Denpasar (ANTARA) - PT. Pertamina (Persero) memberikan alat pelindung diri berupa 400 setelan hazmat (Hazardous material), 80 kotak sarung tangan dan 80 kotak masker bedah, ke rumah sakit rujukan yang berada di tiga provinsi yaitu provinsi Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Jadi, total bantuan yang diberikan berupa 400 setelan hazmat, 80 kotak sarung tangan dan 80 kotak masker bedah dan sebagian dari paket bantuan APD tersebut sudah diserahterimakan di RS PTN Universitas Udayana, Jimbaran, Bali dan RSUD Soedono, Madiun, Jawa Timur," kata Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR V, Rustam Aji, dalam keterangan pers di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan seluruh tenaga medis harus tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam penanganan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantauan (PDP), maupun Orang Tanpa Gejala (OTG), dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
Baca juga: Pertamina-Hiswana Migas Bali sumbang bahan pokok untuk masyarakat
"Sebagian besar APD bersifat tidak bisa digunakan ulang, atau hanya sekali pakai. Hal ini yang menjadikan kebutuhan APD di fasilitas layanan kesehatan terus meningkat. Untuk itu, Pertamina akan tetap berupaya mendukung para tenaga kesehatan yang berada di wilayah Jatimbalinus," jelasnya.
Rustam menjelaskan setelah penyerahan bantuan di RS PTN Universitas Udayana dan RSUD Soedono, masih ada dua fasilitas layanan kesehatan yang akan menerima dukungan APD dari Pertamina, yaitu RS H.L. Manambai Abdul Kadir, Sumbawa dan RSUD Mataram, NTB.
Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit rujukan utama yang menjadi pusat penanganan pasien selama COVID-19. "Dalam mendistribusikan dukungan bantuan ini, Pertamina juga berkerja sama dengan lembaga kemanusiaan ACT, dengan semangat yang sama untuk terus berbagi bagi masyarakat," kata Rustam.
Baca juga: Di Bali, diskon 50 persen bagi Ojol dari Pertamina sudah berlaku
Sementara itu, Perwakilan RS PTN Universitas Udayana, dr. Witarini mengatakan bahwa akibat wabah pandemi COVID-19 ini telah memberikan dampak terhadap kebutuhan APD yang meningkat pesat, sehingga mempengaruhi jumlah pasokannya yang semakin berkurang di pasaran.
"Dengan adanya permintaan kebutuhan APD yang meningkat, juga berdampak bagi fasilitas layanan kesehatan pun sulit menemukan di pasaran. Kami sangat mendukung kegiatan ini sebagai upaya pencegahan wabah COVID-19, terutama kepada tenaga kesehatan yang menjadi ujung tombak penanganan virus yang melakukan kontak langsung dengan Pasien Positif, ODP, dan PDP," katanya.
Sementara itu di Madiun, Kepala Bidang Umum RSUD Soedono, Yanuar, sebagai perwakilan yang menerima bantuan APD dari Pertamina, mengatakan saat ini semua merasakan kekurangan stok APD karena di setiap tindakan, tenaga medis butuh sembilan hingga 10 macam APD sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Baca juga: Pertamina lakukan tindakan pencegahan COVID-19 di SPBU
"Saya yakin rekan-rekan tenaga kesehatan di garda terdepan sangat tahu bagaimana mereka berusaha memberikan yang terbaik untuk melawan pandemi ini. Semoga bantuan ini bermanfaat bagi kami para Nakes, bagi pasien dan juga masyarakat secara umum,” kata Yanuar.