Denpasar (ANTARA) - Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bali mencatat 22.174 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Pulau Dewata memanfaatkan sistem pembayaran Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS).
"QRIS nanti akan mulai berlaku di Indonesia 1 Januari 2020. Sudah berlaku 2019 ini tetapi masih percobaan, nanti tahun depan (2020) semua yang punya QR Code harus pakai QRIS," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho di Denpasar, Bali, Minggu.
Menurut Trisno, BPD Bali menjadi salah satu bank di Bali yang sudah mendapatkan izin dari BI untuk menggunakan QRIS.
BPD Bali sudah melakukan percobaan beberapa kali untuk pemanfaatan pembayaran oleh UMKM dalam kegiatan di Tampaksiring, Klungkung, dan Bangli.
BPD Bali menjadi salah satu dari bank maupun nonbank di Tanah Air yang sudah mendapatkan izin menggunakan QRIS.
"BPD Bali, astungkara nomor dua BPD setelah DKI Jakarta," ucap Trisno.
Dia menambahkan dalam kegiatan Denpasar Festival pada 28-31 Desember 2019, sebanyak 247 UMKM juga memanfaatkan sistem pembayaran QRIS, termasuk semua UMKM binaan BI.
"Sebelumnya, per 23 Desember 2019 sudah ada 22.174 UMKM yang menggunakan QRIS. Untuk di Denpasar saja, 10.179 UMKM. Jumlah ini tentu akan terus bertambah, di samping mal-mal juga menggunakan dan UMKM lainnya," ucapnya.
Trisno mengatakan keuntungan menggunakan QRIS adalah memudahkan transaksi karena uang langsung masuk ke rekening UMKM. Dengan semakin cepat mendapatkan uang, maka UMKM akan semakin cepat mengembangkan usahanya.
"Keuntungannya, uang langsung diterima, tidak takut uang diambil anaknya untuk belanja," seloroh Trisno di sela menghadiri Denpasar Festival yang berlangsung di jantung Kota Denpasar itu.
Ia juga akan mendorong pasar, maupun mahasiswa dan pelajar memanfaatkan QRIS, sehingga targetnya pada akhir 2020, sekitar 100.000 UMKM di Bali sudah menggunakan QRIS.
Sebelumnya, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan percontohan penggunaan QRIS tidak saja untuk UMKM, tetapi bisa juga untuk donasi atau punia kepada sejumlah pura di Bali.
"Semua yang kami lakukan sebagai antisipasi, karena ke depan akan ada cross border sistem pembayaran. Dengan mulai diberlakukannya QRIS ini tentu akan memudahkan transaksi," ujarnya.
Hingga kini sudah ada sekitar 400 pura di Bali yang telah menggunakan QRIS.
"Kami akan sebar juga ke kantin-kantin sekolah dan kampus karena generasi milenial yang juga potensial akan menggunakan," ucapnya.
Selain UMKM, pihaknya juga menggarap pasar tradisional untuk penggunaan QRIS.
Sedangkan, untuk tempat-tempat wisata seperti Uluwatu dan Tanah Lot tidak hanya untuk tiket masuk, namun juga UMKM dan sektor-sektor setempat lainnya.