Nusa Dua (ANTARA) - Fashion Trend 2019 yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali, 7-9 November, salah satunya mengampanyekan busana ramah lingkungan, mengingat bumi ini makin rapuh dengan berbagai macam polusi dan barang tak ramah lingkungan.
Chairman Indonesia Fashion Chamber Ali Charisma saat pembukaan Bali Fashion Trend 2019 di Nusa Dua, Kamis (7/11) malam mengaku tergugah menciptakan karya-karya busana yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan bahan yang mudah didaur ulang.
Bahan ramah lingkungan tersebut, antara lain terbuat dari bahan rayon atau serat kayu yang dikenal dengan viscose. Salah satu produsen viscose terbesar di Indonesia adalah Asia Pacific Rayon yang berada di Provinsi Riau.
Menurutnya, bahan viscose tersebut ke depannya akan mengubah gaya hidup berpakaian manusia mengingat bahannya yang ramah lingkungan.
"Suatu saat Indonesia punya 'brand' lokal yang bisa mendunia," kata Ali yang juga merupakan salah satu desainer terkemuka di Tanah Air.
Bali Fashion Trend 2019 ini menampilkan 35 perancang busana dengan beragam koleksi yang bisa disaksikan hingga 9 November 2019.
Sementara itu, Direktur Asia Pacific Rayon Basrie Kamba mengatakan salah satu konsep saat pelaksanaan Bali Fashion Trend 2019 ini adalah busana yang berkelanjutan dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan.
Dia menuturkan saat ini berbusana dengan berbahan ramah lingkungan yang salah satunya menggunakan bahan rayon mulai digemari masyarakat mengingat bahannya yang ringan dan tidak panas di kulit.
Basrie juga mengatakan pihaknya juga menggandeng perusahaan lokal untuk membuat kain berbahan rayon dengan dikombinasikan dengan material lainnya seperti poliester atau katun sehingga menghasilkan kain berkualitas.
"Terus terang belum ada kain yang 100 persen viscose, tapi kombinasinya sudah mulai ada, misalnya sarung 35 persen berbahan viscose dan sisanya poliester," kata mantan jurnalis ini.
Bali Fashion Trend 2019 kampanyekan pakaian ramah lingkungan
Sabtu, 9 November 2019 5:58 WIB