Tangerang Selatan (ANTARA) - Batik Air Racing Team (BART) menjadi satu-satunya tim asal Indonesia yang mendapat kesempatan mengikuti Trophy of Nations Enduro World Series (EWS) 2019 yang berlangsung di Finale Ligure, Italia, pada akhir September lalu.
BART yang diwakili salah satu atlet binaannya yaitu Yoris Sahara berhasil tampil maksimal dan selesai di posisi ke-55 pada kategori perorangan putra dari total 108 peserta yang berasal dari 21 negara di seluruh dunia.
"Yoris tercatat dan diundang dalam lomba tersebut karena sudah mengantongi poin dari kejuaraan Asia sebelumnya, akhirnya kami menginisiasi untuk kirim Yoris. Karena kalau melewatkan kesempatan ini sangat sayang," tutur pembina BART Kapten Putut Daniel dalam konferensi pers di Bintaro, Tangerang Selatan, Kamis.
Baca juga: Metkel Eyob tercepat di medan berat
Yoris berhasil lolos kualifikasi untuk mengikuti nomor tersebut berkat prestasi yang diraih sebelumnya dengan menduduki podium ke-2 pada kejuaraan Asian Enduro Series 2019 di Nepal pada 6-7 April.
Pada kejuaraan tersebut, ia berhasil menyisihkan lawan-lawannya dan bersanding bersama Rajesh Magar (Nepal) yang meraih podium ke-1 dan Sangmok Lim (Korea Selatan) di podium ke-3.
Baca juga: Tour de Siak, pebalap Malaysia juara umum
Selain Yoris, Team Coach BART yaitu Ical Hardiyana juga turut mengikuti kejuaraan tersebut namun turun di nomor yang berbeda.
Ical, yang juga berperan sebagai manajer lapangan, mengikuti nomor master (usia +40 tahun) dan berhasil menyelesaikan perlombaan di peringkat ke 48 dari total 65 peserta.
Kejuaraan EWS dikenal sebagai agenda sepeda gunung kelas elit yang diikuti banyak atlet profesional dunia seperti Clementz, J Barel, Buchanan, Richie Rude, Sam Hill dan lainnya, ditambah medan di Finale Ligure memiliki keunikan dan kesulitan yang jauh melebihi medan di kawasan Asia.
BART pun menilai dengan keikutsertaan atlet Indonesia di ajang EWS bisa menambah pengalaman dan menjadi tolak ukur kemampuan untuk mempersiapkan perlombaan lain baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
"Memang tidak menargetkan juara bagi atlet tapi lebih ke mencari pengalaman di luar negeri. Semoga ini juga pengalaman bagi atlet, paling tidak jika ada undangan lagi kami bisa lebih siap. Lalu juga menilai bagaimana atlet-atlet sepeda gunung dunia dalam bersiap menghadapi perlombaan, kami menjadi tahu dan bisa mengukur target selanjutnya," pungkas Putut.
Untuk peserta dari Benua Asia, hanya ada tiga negara yang mengirim atletnya yaitu Indonesia, Jepang, dan Korea Selatan.
Berbeda dengan Jepang dan Korea Selatan yang sudah berulang kali mengikuti Trophy of Nation EWS, Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh BART menjadi peserta berbendera Merah Putih pertama yang mengikuti perlombaan bergengsi tersebut.
Putut pun mengaku persiapan yang dilakukan timnya tidak mudah serta karena membutuhkan kemampuan dan tenaga yang jauh melebihi kebutuhan dalam kejuaraan kelas internasional lainnya yang pernah diikuti seperti di Nepal, Thailand, Brunei Darussalam, dan lainnya.
"Meski tidak juara tapi kami bangga karena Yoris bisa finis mengingat ini EWS perdana kami dan ternyata dia pun mampu menjalani kelima etape hingga selesai," kata Putut.
Ia berharap dengan catatan membanggakan tersebut, bisa turut menginspirasi atlet sepeda enduro lainnya untuk terus berprestasi dan berkiprah hingga tingkat internasional.