Denpasar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia Denpasar terus berkomitmen untuk menjadikan mahasiswa dan lulusannya sebagai pribadi yang kreatif dan mandiri.
"Sebelum mereka yudisium, banyak perusahaan meminta tenaga kerja kepada saya, lalu saya tawarkan ke mahasiswa, tidak ada yang mau. Alasannya, mereka sudah punya kerjaan atau usaha mandiri," kata Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Denpasar Dr AA Gde Bagus Udayana, SSn, MSi, usai meyudisium 206 lulusan pada Yudisium Semester Genap 2019, di Denpasar, Jumat.
Ia menjelaskan, selain melanjutkan ke jenjang magister (S2), hampir seluruh lulusan FSRD di kampus seni negeri di Bali itu telah mendapatkan dan menciptakan lapangan kerja mandiri (job creator).
"Peserta didik di FSRD memang telah digembleng secara keras agar menghasilkan output kreatif dan mandiri. Salah satu contoh dengan menggelar event-event besar di kampus," ucapnya.
Baca juga: ISI Denpasar ingatkan "4C" hadapi Revolusi Industri 4.0
Pihaknya tidak memanjakan mahasiswa dengan sokongan dana melimpah, tetapi setiap kegiatan pasti sukses karena kreativitas mahasiswa menggali dana dengan cara mereka sendiri.
"Saya salut, karena mereka selalu punya akal menggali dana dengan ilmunya, misalnya jual kaos, merchandise atau pameran. Pola pendidikan seperti itu, membuat mahasiswa bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah walaupun belum lulus dari bangku kuliah," ujarnya.
Udayana berharap pemerintah memerhatikan permodalan para wirausaha kreatif lulusan FSRD, sebab umumnya mereka terkendala dana pembelian perangkat kerja.
"Apalagi software yang digunakan harus original. Jika tidak, karya mereka akan ditolak oleh pasar karena terdeteksi menggunakan perangkat bajakan," kata dosen yang mantan jurnalis itu.
Pihaknya bertekad memberi sentuhan digitalisasi terhadap semua prodi yang dikelola, termasuk mengembangkan sejumlah prodi baru, seperti desain kartun.
"Tujuan kami mendekatkan diri pada generasi milenial," kata Udayana, sembari mengungkapkan peminat mahasiswa baru ke FSRD naik 15 persen dari tahun lalu, sebanyak 300 orang.
Baca juga: Gubernur Bali ingin gratiskan kuliah di ISI Denpasar
Pada yudisium tersebut, lima lulusan dengan predikat IPK tertinggi pada Program Sarjana Terapan, Prodi Desain Mode diraih oleh Ni Made Michel Krisdayanti (3,84), Ni Pande Nyoman Ayu Triana Damayanti (3, 84), Renata Dianitasari (3,84), Ni Putu Irma Maha Sasmita (3,89), serta Ni Kadek Paramitha Puspita Handayani (3,79).
Sedangkan pada Program Sarjana, lulusan terbaik I Prodi Interior diraih oleh IA Ketut Andriyogi Pradnyaswari (3,94). Prodi Fotografi diraih I Gede Ngurah Hartawan (3,93). Terakhir dua lulusan terbaik dari Prodi Kriya diraih oleh Ni Kadek Yuliastini (3,90) dan Gusti Ngurah Agung Dalem Diatmika (3,90).