Mangupura (Antara Bali) - Yayasan Begawan meresmikan pusat penangkaran burung jalak bali sekaligus merayakan ulang tahun ke-23 pulang kampungnya satwa endemik Pulau Dewata itu di Banjar Saren, Abiansemal, Kabupaten Badung, Selasa.
Pendiri Yayasan Begawan Bradley T Gardner mengemukakan bahwa kegiatan tersebut ditujukan untuk merayakan kedatangan secara resmi 20 satwa langka tersebut yang sebelumnya dikumpulkan di Koelner Zoo, Jerman, dan tiga jalak bali yang didatangkan dari Jurong Bird Park, Singapura.
"Memang burung-burung ini sudah berada di Bali sejak beberapa bulan lalu dan telah selesai pula menjalani masa karantina di Bali Bird Park, Gianyar. Kini kami merayakan secara resmi seiring dengan telah selesainya pembangunan pusat penangkaran di Green School ini," katanya.
Dengan adanya pusat penangkaran tersebut, pihaknya berjanji akan lebih serius lagi mengemban tanggung jawab untuk menjaga kelestarian burung jalak khas Bali tersebut.
"Satwa yang menjadi maskot resmi Provinsi Bali itu pada 1970 sempat terdaftar sebagai spesies burung yang terancam punah oleh Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (CITIES)," kata pria yang sejak 1999 melakukan kegiatan penangkaran itu.
Keindahan satwa tersebut yakni sebagai salah satu burung pesolek dengan bulu tubuh putih, bingkai mata berwarna biru cemerlang, dan sentuhan hitam di ujung sayap serta bulu ekor.
Keindahan dan harganya yang mahal itu telah menjadi incaran para pemburu liar, sehingga menyebabkannya terancam punah.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Bali I Gede Nyoman Wiranatha menyambut baik upaya penangkaran itu untuk menangkal kepunahan jalak Bali.
Menurut dia, jalak bali hampir punah karena harga setiap ekornya relatif tinggi di atas Rp15 juta. Tingginya harga menjadikan burung itu diincar oleh para pemburu.(*)
Yayasan Begawan Resmikan Penangkaran Jalak Bali
Selasa, 8 November 2011 15:58 WIB