Bangli, Bali (ANTARA) - Bupati Bangli I Made Gianyar memimpin studi banding mengenai desa wisata dan pelayanan administrasi berbasis teknologi informasi ke Semarang, Jawa Tengah.
“Ketertarikannya pada desa sepakung sebagai desa digital tentunya akan membawa dampak positif untuk perkembangan dan kemajuan desa. “tentunya kedatangan kita bersama ,dengan melihat dan mendengar secara langsung akan dapat lebih mudah memahami kemajuan dan menggikuti desa Sepakung sebagai desa digital untuk dapat diaplikasikan pada desa desa yang ada di Bangli,” ujar Bupati Bangli I Made Gianyar, dalam siaran pers Diskominfo Bangli, Kamis.
Keberangkatan Bupati Bangli I Made Gianyar selama 3 hari (tanggal 17-19) ke desa Sepakung, kecamatan. Banyubiru, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah bersama 68 orang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) se – Kabupaten Bangli ini , merupakan tindak lanjut dari agenda peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa yang telah dilakukan pada bulan Mei yang lalu untuk BPD se- Kab. Bangli.
Kedatangan Bupati Bangli I Made Gianyar bersama rombongan , Senin (17/6) ,diterima Sekretaris Daerah (Sekda) Kab. Semarang Gunawan Wibisono , Pj. Kades Muhamad Mustain , Sekdes Sepakung Saduloh, perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat di gedung pertemuan Kantor Desa Sepakung ,Kecamatan Banyu Biru, Semarang , Jawa Tengah.
Di samping itu, Bupati juga berharap dalam studi tiru ini bisa mendapatkan informasi baik dari pemerintah Kab. Semarang ataupun dari pemerintahan desa berkaitan dengan tata kelola pemerintahan desa secara umum , baik dibidang pemerintahan , perencanaan, maupun dalam tata kelola keuangan.
“Tak hanya itu juga yang ingin kita gali disini, lanjut Bupati Made Gianyar, berkaitan dengan pelaksanaan tugas pokok fungsi BPD di Kabupaten Semarang kiranya dapat kita diskusikan sebagai bekal untuk BPD kita dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya di pemerintahan desa,” tegas dia.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Semarang Gunawan Wibisono menyampaikan dirinya mewakili Kabupaten Semarang merasa bangga dengan kunjungan ini, dan berharap apapun yang diperoleh di desa digital Sepakung ini, benar benar dapat bermanfaat dan dapat diaplikasikan langsung untuk Kabupaten Bangli.
Selaku narasumber Sekdes Sepakung Saduloh menjelaskan karena letak geografis desa sepakung yang berada ketinggian sekitar 1.700 Mdpl di lereng gunung, dimana jarak dusun ke dusun yang lain lumayan jauh ,sinyal seluler sangat sulit, sehingga untuk komunikasi saja sulit.
Lalu bersama perangkat desa dan tokoh masyarakat setempat berusaha menggandeng perguruan tinggi UPGRIS (Universitas PGRI Semarang) untuk merancang program agar warga desa mudah untuk komunikasi.
“Keadaan geografis, menjadi inspirasi kita untuk membuat terobosan baru, dan ini kita baru berjalan sekitar dua tahun,” katanya.
“Di awal masyarakat hanya bisa mengetahui tentang info seputar desa, info grafis APBDes dan kegiatan desa, selanjutnya. Kita mengembangkan teknologi yang semula warga bisa komunikasi dan melihat info, dan Sekarang bukan hanya sekedar itu, lanjut saduloh menjelaskan, warga bisa melakukan pelayanan mandiri administrasi berupa surat menyurat ,” tambah Saduloh.
“Dan untuk tahun yang akan datang, kita akan mengembangkan system pelayanan administrasi terpadu, juga rancangan e-tourism dengan harapan, dengan e-tourism, kita bisa melihat data base pengunjung wisata secara online,”jelasnya.
Ia lebih lanjut menjelaskan , “Untuk pendanaan murni dari APBDes , Sedangkan selain pendanaan, juga dibantu oleh perguruan tinggi dalam percepatan desa digital, Juga ada Internet Services Provider (ISP) yang membantu dalam proses instalasi jaringan yaitu KLNusa. Tentunya peran serta BPD dan perangkat desa yang paling utama sehingga desa digital ini bisa terwujud. Dan hasilnya, Masyarakat senang, karena di mudahkan pelayanan yang tidak harus datang ke kantor desa,” katanya.
Sedangkan untuk memperlancar akses jaringan , pihaknya menjual voucer wifi/internet, semacam wifi kita sendiri yang mengelola melalui unit usaha bumdes , Kita pasang sendiri ,menggunakan jaringan mandiri ,manajemen sendiri, punya server sendiri dan juga jual sendiri. Untuk akses itu semua, kita masih beli di PT KLNusa karena untuk membangun Internet Services Provider (ISP) itu membutuhkan PT dan biayanya sangat mahal.
Ikut mendampingi Bupati Bangli dalam Studi tiru ini, asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat I Nyoman Puja, Kadis PMD I D B Riana Putra, Inspektur Inspektorat I Ketut Riang, Kabag Pemerintahan I Ketut Pasek Lanang Sadia, Kabag Hukum dan Ham Setda Kab Bangli Ida Bagus Made Widnyana.