Amlapura (Antara Bali) - Investasi di bidang pengolahan salak menjadi produk minuman "wine salak" di Kabupaten Karangasem, Bali, sampai saat ini masih dalam proses tawar-menawar.
"Tawar-menawar dengan investor masih dilakukan. Begitu juga soal perizinan juga masih dalam proses, " kata Bupati Karangasem I Wayan Geredeg di Amlapura, Jumat.
Menurut dia, jika salak tersebut bisa diolah dengan baik menjadi wine salak, maka dipastikan dapat menstabulkan harga salak di kabupaten paling timur Pulau Bali itu.
Setiap tahun, petani di Kabupaten Karangasem bisa menghasilkan ratusan ton salak. Namun sampai saat ini melimpahnya hasil panen salak belum mampu mengangkat taraf hidup petani salak di daerah itu karena harga jual sering kali jatuh pada saat musim panen.
Padahal para petani sudah bekerja keras mengembangkan komoditas pertanian yang dikenal para wisatawan mancanegara itu dengan sebutan "fruit snake skin".
Saat ini, kata dia pengelolaan salak menjadi wine itu masih dilakukan oleh masyarakat lokal melalui badan usaha CV Dukuh Lestari.
Wayan Geredeg berharap badan usaha itu bisa mengembangkan jaringan produksi di setiap subak untuk menjadi pengolah wine berkualitas.
"Kebutuhan akan wine khususnya untuk memenuhi permintaan hotel di Bali dan pasar luar negeri masih sangat besar," kata Bupati.(*)
Investasi "Wine Salak" Dalam Proses Tawar-Menawar
Jumat, 7 Oktober 2011 9:16 WIB