Mengwi (Antara Bali) - Ratusan warga dari dua banjar di Desa Adat Kapal, Mengwi, Kabupaten Badung, menggelar tradisi adat perang "tipat-bantal" di depan Pura Desa setempat, sebagai wujud pengharapan kesejahteraan bagi masyarakat di wilayah tersebut, Selasa.
Masyarakat setempat menyebut tradisi itu "Aci Rah Pengangon" atau yang lebih dikenal dengan istilah "Siat Tipat-Bantal", yakni perang ketupat bantal.
"Selain sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen, ritual ini adalah sebagai bentuk pengharapan supaya warga di desa adat itu selalu mendapat kesejahteraan," kata Nyoman Sukataya, ketua Karang Taruna Desa Adat Kapal di sela-sela acara.
Pada ritual kali ini, tambah dia, melibatkan warga dari dua banjar saja yakni Banjar Celuk dan Uma.
Menurut Sukataya, makna dari kegiatan itu adalah bertemunya dua sumber kehidupan yang dipercaya membawa kesejahteraan yang dilambangkan pada tipat dan bantal.
Selain itu, acara ini juga untuk menjaga keseimbangan supaya berbagai bidang kehidupan yang menjadi mata pencaharian masyarakat setempat tetap berjalan dengan baik.
Tradisi itu dilaksanakan setiap bulan keempat dalam penanggalan Bali (sasih kapat) sekitar bulan September hingga Oktober. Pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk perang-perangan menggunakan "tipat-bantal".(**)