Denpasar (ANTARA) - Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami erupsi yang terjadi pada Minggu (17/3) pukul 10.30 Wita dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 600 meter di atas puncak atau sekitar 3.742 meter di atas permukaan laut.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Provinsi Bali I Made Rentin, di Denpasar, Minggu.
Menurut Rentin, erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 5 mm dan durasi ± 1 menit 16 detik.
"Hari ini sudah dua kali terjadi erupsi. Pertama pada pukul 08.03 Wita dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter yang juga berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah timur, lalu erupsi kedua terjadi pada pukul 10.30 Wita tadi," ujarnya.
Terkait dengan status Gunung Agung, kata Rentin, masih tetap sama berada pada status level III (Siaga).
"Aktivitas masyarakat masih berjalan normal dan kondusif, untuk pamedek (umat) yang hadir di Pura Agung Besakih yang melakukan persembahyangan berjalan seperti biasa. Sampai saat ini belum ada laporan daerah yang terpapar hujan abu," ucapnya.
Pada areal Pura Agung Besakih, juga telah dibangun Posko Terpadu yang melakukan pelayanan kegawatdaruratan kepada umat yang terdiri atas unsur SAR, BPBD, Dinas Kesehatan, dan relawan mandiri, juga dilengkapi "bengkel darurat" dari unsur Perkumpulan Bengkel Mobil Bali (PBMB) yang memberikan layanan servis gratis.
"Pos terpadu di daerah Kadundung juga menyediakan masker gratis apabila diperlukan dan selalu melaporkan kondisi terkini laporan cuaca dan situasi umat," ucapnya.
Untuk erupsi hari ini sebenarnya lebih rendah tinggi kolom abunya dibandingkan yang terjadi pada Jumat (15/3) petang, yang saat itu tinggi kolom abu teramati sekitar 1.000 meter.
"Kami mengimbau seluruh krama (masyarakat) Bali agar tetap tenang dan menjaga kesiapsiagaan serta tetap melakukan aktivitas seperti biasa, ikuti arahan petugas, dan hanya percaya pada informasi resmi dari pemerintah," kata Rentin. (ed)